Review Film Pangku

 

review film pangku

Sebagai penonton film Indonesia, jika ditanya siapa aktor Indonesia favorit saya, kemungkinan besar jawaban saya adalah Reza Rahadian. Ya, sejak melihat aktingnya yang sangat menyebalkan di film Perempuan Berkalung Surban (yang membuatnya mendapatkan penghargaan FFI), saya selalu antusias setiap kali Reza hadir dengan proyek baru. Entah itu menjadi pemeran utama atau pemeran pendukung, di mata saya Reza selalu menghadirkan akting yang berkelas yang membuat Reza . Mungkin karena langganan jadi nominasi dan penerima piala Citra ini membuat

Di tahun 2025 ini, Reza kembali bukan sebagai aktor melainkan sutradara. Wah, sebagai penonton film-filmnya, saya sangat bersemangat saat mengetahui hal ini. Apalagi ternyata Pangku, film perdana besutan Reza Rahadian ini mendapat 4 penghargaan di BIFF dan 7 nominasi FFI 2025 termasuk nominasi Film Cerita Panjang Terbaik dan Skenario Asli terbaik. Saya jadi penasaran sebagus apa sih film yang digarap oleh salah satu aktor terbaik Indonesia ini?

Dalam setiap wawancaranya sendiri, Reza selalu mengatakan kalau film Pangku adalah surat cinta yang ditujukannya pada sosok sang ibu yang sudah membesarkan dirinya. Bagi yang mengikuti perjalanan karirnya, mungkin sudah tahu kalau Reza Rahadian dibesarkan oleh seorang ibu tunggal sehingga pastinya Reza melihat sendiri bagaimana ibunya berjuang membesarkannya. Adapun tema ceritanya sendiri terinspirasi dari warung-warung kopi yang terdapat di jalur Pantura yang biasanya disinggahi para sopir truk yang kadang. Bagaimana review dari film Pangku ini? Yuk baca postingan ini sampai selesai!

Review Film Pangku 

review film pangku

Seorang wanita hamil besar turun dari sebuah truk dan singgah di sebuah warung kopi di Pantura. Ia duduk di warung tersebut sambil mendengarkan obrolan pemilik warung dengan pembelinya. Ketika warung sudah akan tutup, ia tak terlihat akan meninggalkan warung tersebut. Ibu pemilik warung pun bertanya ke mana tujuannya dan wanita ini berkata kira-kira begini, "Saya mau cari kerja, Bu. Apa aja."

Melihat kondisi wanita hamil ini, ibu pemilik warung yang bernama Maya ini kemudian mengajaknya untuk menginap di rumah kecilnya. Hanya ada satu orang pria tua yang tinggal menemani ibu pemilik warung yakni Pak Jaya yang tidak pernah terdengar suaranya. Pak Jaya diminta berpindah dan kemudian Bu Maya menyiapkan tempat tidur untuk Sartika, nama wanita hamil ini. Bu Maya kemudian menawarkan pekerjaan di warung kopinya kepada Sartika. "Siapa tahu kalau ada kamu warungnya bisa tambah ramai," kata Bu Maya. Beberapa hari kemudian Sartika pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Bayu.

Setelah melahirkan, Sartika pun mulai mencari kerja. Mulanya ia bekerja di sawah bersama dengan Pak Jaya. Namun ketika menerima upah dari pekerjaannya itu, Sartika sadar kalau upah tersebut tak cukup untuk dirinya dan anaknya. Sartika pun mendatangi Bu Maya dan bersedia untuk bekerja di warung kopi milik Bu Maya. 

Bekerja di warung kopi di Pantura, tugas Sartika tak hanya menyiapkan kopi untuk pembeli yang datang, namun juga memberikan pelayanan berupa duduk di pangkuan pembeli tersebut sambil menawarkan rokok. Kadang saat bekerja, Bayu yang diajak serta ke warung terbangun dan minta dikeloni. Bayu sendiri kerap mempertanyakan keputusan ibunya yang mau bekerja sambil dipangku. Sebagai anak tentunya Bayu tak suka ibunya bekerja seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah satu-satunya pekerjaan yang menurut Sartika bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. 
 
Satu hari seorang pria bernama Hadi dan anak buahnya datang ke warung kopi Bu Maya. Sejak awal, jelas terlihat ketertarikan antara Hadi dan Sartika. Apalagi kemudian Hadi memberikan beberapa potong ikan bawaannya kepada Sartika dan Bayu, yang membuat setitik harapan hadir di hati Sartika. Ia pun mencoba peruntungan untuk mendekati Hadi. Gayung pun bersambut, Hadi ternyata juga tertarik pada Sartika. Dan ketika Sartika mengungkapkan kegelisahannya karena kesulitan saat mendaftarkan Bayu ke sekolah karena masalah administrasi, Hadi pun menawarkan sebuah solusi. 
 
Tak perlu waktu lama, hubungan Sartika dan Hadi pun diresmikan ke jenjang pernikahan. Berkat pernikahannya ini, Sartika akhirnya bisa mengurus administrasi untuk sekolah Bayu, putra semata wayangnya. Setelah menikah, Hadi mengajak Sartika untuk pindah ke rumah kecil tak jauh dari rumah Bu Maya. Di sinilah Sartika, Hadi dan Bayu menjalani hidup yang baru bernama keluarga. Sayangnya kebahagiaan Sartika hanya berlangsung lama karena Hadi kemudian pergi dan tak kunjung kembali. Ke manakah gerangan Hadi menghilang?
 

Kesan setelah menonton film Pangku 

Indah dan estetik. Begitulah saya menggambarkan film Pangku ini setelah menontonnya di hari itu. Sepanjang pemutaran film, mata saya dimanjakan oleh berbagai scene yang memanjakan mata. Sebagai sutradara, Reza benar-benar tahu kapan sebuah adegan harus diambil dari dekat dan kapan diambil dari jauh. Bahkan meski tak memperlihatkan keindahan alam, setiap tempat yang ada di film ini juga terlihat benar-benar real dan estetik.
 
Selain menonjol dari segi sinematiknya, Reza juga menjadikan film Pangku sebagai sebuah film yang bertutur lewat adegan demi adegannya. Tak banyak dialog dari film ini. Namun kita sebagai penonton bisa mengerti bagaimana isi hati dan pikiran seseorang dari gestur dan tatapan para pemerannya. Bahkan salah satu tokoh dalam film ini yakni Pak Jaya benar-benar tidak berbicara dan hanya melakukan kegiatan dalam setiap adegannya. 
 
Hal lain yang membuat saya kagum dengan film ini adalah bagaimana sebuah film dengan latar kehidupan yang dinilai negatif dibuat sangat sopan oleh Reza Rahadian. Padahal awalnya saya sempat takut kalau ada adegan dewasa dalam film ini namun kekhawatiran saya dipatahkan oleh Reza Rahadian dengan bagaimana ia mengemas adegan dewasa menjadi sangat sopan. 
 
Dari segi cerita sendiri, Reza memberikan sebuah cerita yang terasa sangat dekat dengan keseharian, terutama mereka yang tinggal di Pantura terutama di awal tahun 2000-an. Tidak ada dramatisasi berlebihan dari kehidupan yang digambarkan. Baik Sartika, Bu Maya, Hadi dan para karakter lainnya bisa kita temukan di sekitar kita dan bahkan mungkin gambaran bagi kehidupan penonton itu sendiri. Uniknya lagi, Reza juga tidak memberikan ending yang terlalu wow atau wah untuk film perdananya ini seolah memberi tahu penonton bahwa kehidupan bisa jadi berjalan seperti itu saja. 
 
Untuk departemen akting tentunya juga sangat menonjol di mana Claresta Taufan berperan sangat apik sebagai Sartika, dan pastinya Christine Hakim juga tak perlu lagi diragukan kemampuan aktingnya. Sosok Shakeel Fauzi aktor cilik pemeran Bayu dalam film ini juga menunjukkan kemampuan akting yang sangat baik dan sangat natural, begitu pula Devano Danendra yang perannya cukup mencuri perhatian. 
 
Nah, salah satu hal yang menarik dari film Pangku adalah kehadiran beberapa cameo yang singkat dari para aktor kawakan namun bisa dibilang menjadi jembatan dari perjalanan kehidupan Sartika. Ada sosok Pak Arswendi Bening yang menjadi penjual mie ayam, juga Lukman Sardi sebagai kepala sekolah tempat Sartika mendaftarkan putranya dan gongnya pastinya kehadiran Happy Salma jelang akhir cerita yang membuat penonton kesal-sekesalnya pada sosok Fedi Nuril.   
 
Itulah dia review saya untuk film Pangku karya Reza Rahadian. Jujur sebagai penonton film-film Reza saya bangga sekali dengan kelahiran karyanya ini dan berharap ke depannya Reza akan membuat film lain yang sama berkualitasnya namun tetap tidak melupakan dirinya sebagai aktor. Sebagai penutup, izinkan saya mengutip lirik lagu ibu yang menjadi penutup film ini yang membuat penonton meneteskan air mata. 

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku, anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas Ibu
Ibu
Ingin kudekap
Dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur
Bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa
Baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas Ibu?
Ibu

Baca Juga
Reactions

Post a Comment

20 Comments

  1. Hmm... sebenarnya mau nonton ini
    Cuma kok masih penasaran mau lihat langsung
    Soalnya ada suku saya juga sepertinya dalam film ini
    Nunggu di NF semoga cepat masuk

    ReplyDelete
  2. aku sukaa banget dgn semua OST film ini

    IBU nya Iwan Fals emang sangat magestic

    Rayuan Perempuan Gila juga wowww dan selaras bangettt dengan film ini.

    gak asal nempel gt doang.

    good job Reza dan semuanyaaaa

    ReplyDelete
  3. Sederhana , manis dan dalam. Itu yang aku tangkap dari ulasan film Pangku ini. Membacanya larut apalagi disebutkan latar filmnya warung-warung. Jadi teringan dengan satu buku karya Eka Kurniawan.
    Sangat menarik. Lalu, aku berpikir Reza benar-benar mencintai dunia film, berangkat dari sana dia tahu bagaimana mengemasnya dengan baik. Aah jadi pengen nonton.

    Semoga perfilman Indonesia semakin berkembang, dengan adanya sosok Reza sebagai sutradara.

    ReplyDelete
  4. Waduh kemana dong itu Mas Hadi? Mas sudah nyaman² membina rumah tangga tiba² menghilang? Bikin Kartika dan Bayu kecarian kan ya pastinya?


    Kehidupan di sekitar Pantura sepertinya tergambar jelas di film ini ya. Penasaran pengen nonton Pangku juga

    ReplyDelete
  5. Film yang berasal dari kisah sehari-hari kalau dikemas apik jadi menarik banget ya..btw aku kepo Pak Hadi menghilang kemana sik?

    ReplyDelete
  6. Lagi happening bahas film ini dan lumayan banyak juga yang mengulas khususnya di medsos. Kalau dari reviewnya, film ini termasuk related ya dengan kehidupan. Daku belum nonton filmnya. Masih menyimak aja

    ReplyDelete
  7. Jadi penasaran pool deh sama film ini, lagi tayang kan di bioskop yaa sekarang film nya....yang mainnya juga pemain keren jadi fix deh sepertinya saya mau nonton di bioskop sebelum hilang dari peredaran,,,kalau nunggu di netflix kelamaan hehe

    ReplyDelete
  8. Jujur Reza Rahadian bukan aktor favorit saya, tapi dia memang aktor yang sangat profesional. Pernah merasa kesel melihat film yang pemerannya reza lagi reza lagi, tapi mau nggak mau, dia memang jago menghidupkan film dengan memainkan karakter secara maksimal. Dia totalitas! Aku belum nonton film yang ini, baru banget kan! Penasaran! Apalagi ada Fedi Nuril

    ReplyDelete
  9. Untung yang main bukan Reza Rahadian lagi. Kali ini doi malah jadi produsernya. Wah udh peningkatan nih. Biar aktor yang lain merasakan sentuhan Reza agar filmnya bisa lebih mendunia. Dan terbukti filmnya diganjar empat penghargaan internasional loh. Kereen. Smg film Pangku laris manis dibanjiri penonton yak.

    ReplyDelete
  10. Banyak yang merekomendasikan film ini. Katanya bagus, dekat dengan kehidupan sehari-hari, tapi harus siap-siap tisu nontonnya. Ternyata seperti itu sinopsisnya. Jadi pengen nonton. Sudah lama nggak nonton film Indonesia di bioskop.

    ReplyDelete
  11. Hadi nih Fedi Nuril kan? Ke mana lagi dia? Pergi poligami lagi? haha
    Aku belum sempat nonton nih mbak, tapi emang lagi hype yaaa di mana2 ngobrolin film yang merupakan debut Reza sebagai sutradara ini :D
    Jadi ini setting waktunya tu tahun 2000 awal yaaa, bukan tahun sekarang2 ini? Apa nanti juga akan diceritakan kisah era sekarang juga?

    ReplyDelete
  12. Saya juga ingin sekali nonton film ini, Mbak. apalagi bagus, kata teman yang sudah nonton filmnya. Sepertinya Reza berhasil menyutradarai film perdananya dengan baik. Dia berhasil mengangkat tema yang sangat ada, tapi kurang disorot. Lewat film pangku ini, jadi tergambar keidupan penjual kopi di Pantura.

    ReplyDelete
  13. Dari ulasannya aja film Pangku ini udah kerasa greget dan emosinya. Suka banget sama cara Mbak ngulas—nggak spoiler tapi cukup kasih gambaran jelas suasananya. Jadi pengin nonton juga

    ReplyDelete
  14. Huah, baca review film ini jadi makin pengen nonton mbaak. Pak suami udah ngajakin terus untuk nonton film ini sejak tau kalau film ini ternyata sebagus itu. Selain diajak suami, aku juga penasaran review yang bilang Fedi Nuril tuh kebangetan banget, ahaha. Walaupun agak-agak spoiler dikit sih ya, tapi untuk gak dijelaskan dia kebangetan kenapa, jadi masih penasaran dan beneran jadi pengen nonton.

    Anw, ada beberapa kalimat yang terpotong nih mbak di sini, apakah masih ada lanjutannya apa gimana ya? Misanya kayak gini: "Bayu yang diajak serta ke warung terbangun dan minta dikeloni sehingga.?" sehingga apa?. Kemudian dilanjutkan dengan "Bayu sendiri kerap ". Hehe. Mudah-mudahan abis ini dilanjutkan kalimatnya yaa :D

    ReplyDelete
  15. Yesss, film ini salah satu yang paling aku tunggu di netflix, tapi karena sibuk jadinya belum kesampaian sampai sekarang. Penasaran gimana jadinya seorang Reza Rahardian beralih dari pemeran ke direktor.

    ReplyDelete
  16. Aku tuh dari awal kehadiran film Pangku. Secara yang jadi sutradara Reza. Beliau ini emang cerdas banget ya. Aktingnya selalu oke, jadi kalau memutuskan buat garap film pas sesuatu bangetlah.

    Bener aja kan, sinematografi nya juga bagus. Walau endingnya nggak wah hehehe. Gapapa realistis lah biar makin berasa nyata.

    ReplyDelete
  17. Keren banget deh Reza Rahadian sebagai aktor serba bisa, aktingnya keren. Ternyata di balik layar juga dia keren juga. Belum pernah nonton film ini. Penasaran sih sama jalan ceritanya. Di sini ada Fedi Nuril. Boleh juga masuk rekomendasi list tontonan mendatang

    ReplyDelete
  18. Aku tuh udah ngebet banget pengen nonton Film ini duh. Kapan ya bisa ke bioskop. >.< masa kudu nunggu masuk OTT lagi sih, hiks hiks
    *drama ibu dengan bayi

    ReplyDelete
  19. Ah iya, banyak banget yang bilang film ini bagus. Debut pertama Reza sebagai sutradara keren ya. Apalagi ada Fedi Nuril sebagai pemeran utama. Memang pantas di tonton Pangku ini

    ReplyDelete
  20. Wah jadi penasaran endingnya. Untuk kopi pangku ini diambil dari true story dan dikembangkan lagi ceritanya?
    Biasanya Fedi Nuril jadi pria baik-baik, sekarang malah jadi kayak gini.

    ReplyDelete