Banyak yang Tak Tercapai, Masih Perlukah Bikin Resolusi?

 


Memasuki awal tahun, biasanya orang-orang akan membuat rencana dan resolusi untuk tahun yang akan dijalani tersebut. Ada yang membuatnya secara spesifik namun ada juga yang membuat resolusi secara umum. Intinya sih pastinya sama, ingin mencapai sebuah tujuan entah itu kelanjutan rencana tahun sebelumnya atau rencana baru yang memiliki dampak positif dalam hidup. 


Untuk saya pribadi, sebenarnya sempat beberapa kali membuat resolusi awal tahun, baik itu dipublikasikan atau cukup dicanangkan dalam hari. Sayangnya resolusi yang dibuat lebih sering berakhir sebagai sebuah rencana kosong yang tak terealisasi. Akhirnya bisa ditebak resolusi yang gagal di tahun kemarin kemudian menjadi resolusi untuk tahun berikutnya. Begitu terus setiap tahunnya. Tapi kalau kata Mbak Uli Hape, itulah alasan kenapa dia disebut resolusi karena mengulang resolusi tahun sebelumnya. Kalau bikin baru itu newsolusi namanya. Wkwkwk. 

Kembali ke soal resolusi, tahun 2021 lalu, saya sempat menuliskan beberapa resolusi untuk kegiatan membaca dan aktivitas ngeblog. Waktu itu saya menetapkan target menulis 8 artikel sebulan dan 30 buku setahun. Di akhir tahun, saya mendapati berhasil menulis 150 artikel yang artinya target saya terpenuhi karena di awal tahun saya hanya memasang target sekitar 90 artikel. 

Tentunya ada alasan kenapa saya bisa menulis sebanyak itu dalam setahun. Salah satunya pastinya adalah duit. Hehe. Ya, sebagian besar artikel yang saya terbitkan di tahun 2021 merupakan artikel berbayar entah itu berupa content placement atau blog review. Apalagi kalau dibayarnya pakai dolar, makin semangatlah saya menulis. 

Jika resolusi untuk bisa menulis sebanyak 90 artikel dan membaca 30 buku berhasil terealisasi di tahun 2021, hal yang berbeda terjadi pada resolusi yang lain. Mulai dari rencana menurunkan berat badan hingga meningkatkan kualitas beribadah semuanya tidak ada yang tercapai. Yang paling bikin saya nyesek, di awal tahun ini saat saya mengecek timbangan ternyata berat badan saya malah naik. Duh ini parah banget. Huhuhu

 

Apakah masih mau bikin resolusi? 

Kegagalan dalam menjalankan resolusi yang sudah dibuat di awal 2021 lalu membuat saya berpikir ulang apakah masih perlu membuat resolusi? Tapi kalau dipikir-pikir pastinya kita memiliki rencana dan target dalam kehidupan kita baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana cara untuk merealisasikan rencana-rencana hidup tersebut.

Saya pun teringat pada sebuah kegiatan baru yang mulai saya lakoni di tahun 2021 yang lalu. Saya akhirnya memulai jurnaling. Sebenarnya saya sudah cukup lama penasaran dengan kegiatan yang kerap disebut bullet journaling ini. Namun karena saya lihat para penggiat bujo (bullet journaling) itu kreasinya keren dan lucu, saya urung untuk mengikuti langkah mereka. Maklum saja, dalam hal tulisan dan kreasi, saya benar-benar payah.
 
Namun setelah berbulan bulan kepo dengan kegiatan yang satu ini, saya pun memutuskan membeli sebuah buku untuk memulai kegiatan journaling saya. Jurnal yang saya buat sendiri hanya berupa urutan tanggal dan kejadian yang terjadi di hari itu. Ada juga catatan tentang daftar job yang saya terima di bulan tersebut, beberapa rencana artikel blog dan sedikit curhatan tentang keseharian. Bisa dibilang kalau dibandingkan dengan bullet journal lain yang dibagikan para pecinta journaling, jurnal milik saya masih sangat sederhana.
 
Meski dibuat dengan ala kadarnya, tidak bisa saya pungkiri ada beberapa manfaat yang bisa saya dapatkan dari kegiatan journaling ini. Beberapa manfaat yang saya dapatkan tersebut antara lain:
 
  • Membantu dalam mengatur jadwal entah itu jadwal pekerjaan, kegiatan posyandu anak hingga deadline tulisan yang harus saya selesaikan. Dalam hal ini saya membuat catatan di setiap tanggal perihal rencana kegiatan atau deadline yang sedang menunggu di tanggal itu
  • Membantu men-track back berbagai kejadian dalam hidup. Selain rencana kegiatan, saya juga biasanya menuliskan kejadian yang terjadi di sebuah tanggal dengan demikian jika saya memerlukan data untuk kegiatan saya pribadi saya tinggal membuka jurnal milik saya
  • Membantu melepaskan berbagai pikiran yang ada di kepala yang tidak bisa saya tuliskan di blog. Layaknya diary, jurnal juga jadi wadah bagi saya untuk curhat sesuka hati tanpa perlu merasa bersalah atau takut dihakimi pembaca.
 
Melihat adanya beberapa manfaat yang bisa saya dapatkan dari jurnaling ini membuat saya tetap optimis dalam menyusun resolusi tahun 2022 ini. Lagipula seperti yang saya tuliskan sebelumnya resolusi sendiri juga bisa ditulis dengan re-solusi yang artinya pengulangan dari penyelesaian masalah yang ada di tahun sebelumnya. Saya berharap dengan bantuan kegiatan journaling saya bisa mencapai target yang saya susun tersebut. Untuk goal yang ingin dicapai sendiri ada 2 yang sudah saya tetapkan yakni menurunkan berat badan dan menyelesaikan draft novel serta buku. Untuk goal ngeblog dan baca buku saya samakan saja dengan target tahun lalu yakni 8 postingan per bulan dan 30 buku setahun.    

Jadi, apakah saya tetap membuat resolusi untuk tahun ini? Jawabannya adalah YA!

25 Comments

  1. Aku nggak bikin-bikin lagi resolusi mbak Yana. Demi kesehatan mental haha. Pokoknya hidup berjalan apa adanya aja. Goal-goal yang ingin dicapai tentu ada, cuma ya sekadar aku simpan di ruang bawah sadar. Hmm ada plus minusnya bersikap kayak gini ya.

    ReplyDelete
  2. Wahh kalau diriku penting banget, walaupun di tahun sebelum-sebelumnya belum berhasil mencapainya tapi diusahakan ditahun selanjutnya bisa dicapai sekaligus resolusi yang baru dibuat. Karena aku orangnya lupaan, jadi harus dicatet dan diingetin terus hhi

    ReplyDelete
  3. Nah..saya nih yg hampir selalu keteteran dalam.mewujudkan resolusi..jadinya selalu diulang deh..blm sampai ke newsolusi..haha.. Bismillah semoga 2022 kita semakin sukses yaa.. Aamiin..

    ReplyDelete
  4. Saya amsih bikin resolusi...begitu melulu, belum newsolusi hihihi
    Bagiku resolusi bisa jadi target yang paling tidak bikin kita semangat mengejarnya, meski entah di lap berapa kita kelamaan istirahatanya kwkw
    Semangat mencapainya, Mbak. Semoga tahun ini jadi diri yang lebih baik lagi, tercapai resolusinya

    ReplyDelete
  5. Saya sempat nyerah bikin resolusi awal tahun di 2021 kemarin,hehe. Kadang resolusi bikin tekanan batin soalnya,wkwkwk. Padahal mah itu karena salah bikin target kali ya... enggak memperhitungkan kemampuan. Makanya tahun ini bikin lagi, meskipun enggak ngoyo dan arah tujuannya juga sedikit diubah. Yang penting mah happy dengan prosesnya, kalau enggak happy berarti saatnya balik arah, wkwkwk.

    ReplyDelete
  6. Resolusi perlu dibuat spya ada semangat dan motivasi perkara hasil akhir nya gimana tercapai atau engga ya serahkan saja pada sang Kuasa Pencipta Alam , itu kata saya

    ReplyDelete
  7. Saya tetep bikin resolusi sih, Mbak. Biarpun ya sama juga kadang ada yang exceed expectation ada juga yang nggak terealisasi. Hehe. Cuma bisa buat penyemangat aja untuk doing something ketika ada targetnya.

    ReplyDelete
  8. Kalau aku untuk resolusi tiap tahunnya ada mba, tapi di dalam pikiran aja nih. Dan aku masih bikin resolusi mba bukan newresolusi, hahaha. Nah jadi kepikiran buat jurnal gitu deh. Biar bisa mengingat hal2 penting layaknya diari ya mba

    ReplyDelete
  9. Waktu lihat judulnya, saya langsung #makdek, ngena banget ke saya mbak Antung xD. 70% resolusi tahun 2021 tak terealisasi hahaha. Termasuk punya keinginan sekolah lagi, rupanya tergantikan dengan diterima kerja dan punya bayi. Alhasil rencana untuk tahun 2022 ini kudu di re-solusi lagi. Dan kalau ditanya apakah harus bikin resolusi lagi, IYA harusss ya, agar jalannya hidup selama setahun lebih tertata. Trims for sharing mbak ^^.

    ReplyDelete
  10. Tetep bikinn resolusi, dengan mencatat...aku yakin ada dorongan untuk melakukan sesuatu daripada hanya di awang2

    ReplyDelete
  11. Kalau saya tetap bikin resolusi mbak. Tercapai atau enggak, tetap bikin. Karena saya tipikal orang lupaan. Jadi memang harus terkonsep. Huhu

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. samaaa, aku juga masih bikin resolusi. kalaupun ada yang belum tercapai, setidaknya sudah menuju ke sana. tinggal diusahakan lagi aja. bikin resolusi tuh ngebantu buat ngingetin aku juga apa yang mau dicapai, biar ga putus asaa. :D

    ReplyDelete

    ReplyDelete
  14. saya sekarang udah malu bikin resolusi, Mba, soalnya kebanyakan gak tercapai, hehehe. yang saya lakukan sekarang adalah mengevaluasi apa yang sudah saya alami selama setahun ke belakang

    ReplyDelete
  15. Aku ngga bikin Resolusi 2022 mba :D
    Tapiii ya teteup berusaha banget supaya rajin ngeblog dan lebih semangat baca Quran dan belajar tafsirnya juga
    semangaattt buat kita semuaaa

    ReplyDelete
  16. Masih perlu menurutku, hanya saja bentuknya sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan diri kita masing-masing. Sehingga tidak memberatkan kita dan mengecewakan ketika terus terjadi kegagalan.

    ReplyDelete
  17. Menurutku resolusi penting banget, biar kita bisa fokus di goals atau tujuan kita apa di tahun ini. meleset dikit gapapa lah wajar daripada enggak ada tujuan sama sekali mba..semangat! Timbangan naik gapapa yang penting sehat hehe

    ReplyDelete
  18. Aku termasuk yg selalu bikin resolusi tiap awal tahun trs di review akhir tahun, menurut aku ini penting bgt sih, jadi tau setahun ini goals nya apa aja.

    ReplyDelete
  19. Resolusi aku tiap tahun sebenernya gak muluk-muluk mbak. Ingin agar selalu sehat dan "waras" saja. Karena itu kunci untuk melakukan semua kegiatan.

    ReplyDelete
  20. Perlu banget..
    Bikin resolusi yang tertulis itu membuat kita merasa mampu mengukur sampai mana kemampuan dan pencapaian yang sudah bagus dicapai dan mana yang harus di evaluasi agar lebih baik dari waktu ke waktu.

    ReplyDelete
  21. Tahun kemarin yang dibayar pakai dollar itu legiit banget ya mbak hihihi. Moga Makin banyak lagi tahun ini. Btw iya mbak produktif sekali ngeblog nya

    ReplyDelete
  22. Saya semangat banget sampai menggebu-gebu baca artikelnya, mbak. Tahun ini saya nggak bikin resolusi karena trauma. Ada 1 resolusi yg belum juga terwujud padahal sudah ditulis berulang sejak 2015. Tapi setelah baca artikel ini saya jadi terinspirasi. Terima kasih, Mbak...

    ReplyDelete
  23. Buat saya pribadi resolusi itu ibarat harapan dan cita-cita. Pastinya hal hal baik isinya. Ibarat doa yang selalu dipanjatkan, tidak ad salahnya kita buat resolusi. Hanya setiap orang berbeda-beda. Ada resolusinya yang dipublikasikan ada yang cukup diketahui dirinya dan Sang Pencipta saja

    ReplyDelete
  24. Aku juga gitu nih mbak membuat catatan tentang prihal deadline sangat membantu. Jadi tidak luput dan lebih semangat, sengaja aku taruh di papan di dinding meja. Resolusiku saat ini adalah lebih kekonsisten menulis saja sih

    ReplyDelete
  25. Kalau aku misal resolusi tahun lalu ada yg blm tercapai, ya berjuang lagi untuk mencapainya. Semangat ya

    ReplyDelete
Previous Post Next Post