4 Hal yang Membuat Grup Alumni Tak Asyik Lagi


Hari itu, sebuah kabar duka masuk ke grup whatsapp alumni SMA yang saya ikuti. Salah satu teman meninggal dunia setelah melahirkan anak keduanya. Ini adalah kali kedua ada kabar kematian di grup alumni SMA. Sebelumnya, seorang teman lain harus pergi meninggalkan anak dan istrinya setelah terkena sengatan listrik.

Hanya selang beberapa hari, berita duka lain mampir ke grup yang sama. Salah satu usaha milik anggota grup terbakar. Kebakaran yang terjadi ini cukup sukses membuat kemacetan di sepanjang jalan utama di kota saya. Berita duka yang hadir berdekatan ini kemudian menggerakkan teman-teman di grup untuk mengumpulkan uang duka cita dan bantuan bagi teman-teman yang sedang terkena musibah.

Semenjak hadirnya media sosial dan aplikasi chatting online, tak bisa dipungkiri kita pun semakin dimudahkan bertemu lagi dengan orang-orang yang pernah kita kenal di masa lampau. Entah itu teman sekolah, kuliah, atau sekadar teman yang kita kenal dalam sebuah perjalanan. Bermula dari sapaan di facebook, lalu kemudian bergabung di sebuah grup dalam aplikasi chatting. Masih ingat kan iklan sebuah aplikasi chatting yang mempertemukan kembali Rangga dengan Cinta setelah sekian purnama? Yah, walaupun kesannya telat banget ya si Rangga tapi lewat iklan ini kita bisa melihat bagaimana Rangga dan Cinta akhirnya bisa berkomunikasi kembali hingga akhirnya dibuatlah AADC 2. Heu.

Saya sendiri tentunya juga memiliki beberapa grup dalam aplikasi chatting yang saya miliki. Salah satu grup tersebut adalah grup alumni. Meski sebenarnya bukan anggota yang aktif di grup, namun saya tetap berusaha mengikuti perkembangan kabar yang ada dalam grup alumni ini. Bagi saya sendiri, ada beberapa keuntungan yang kita dapatkan dari grup alumni. Keuntungan tersebut antara lain:

Menyambung/mempererat tali silarurahmi antara sesama alumni. Seperti yang kita tahu, kadang setelah lulus dari sekolah atau kampus, sebagian dari kita menyebar ke berbagai penjuru daerah. Ada juga yang tinggal 1 kota namun jarang sekali bertemu. Dengan adanya grup alumni ini, tentunya akan memudahkan komunikasi antara teman sesama alumni.

Saling berbagi informasi. Adakalanya, grup alumni juga menjadi wadah bagi kita untuk berbagi berbagai informasi. Entah itu undangan akikah anak, penerimaan PNS, pemadaman bergilir, hingga info dokter gigi mana yang bagus untuk dikunjungi. Bahkan kadang saling berbagi informasi ini bisa melebar menjadi sebuah ajang diskusi yang bisa menambah wawasan kita.

Memperluas jaringan dalam usaha. Selain sebagai wadah menyambung tali silaturahmi dan berbagi informasi, grup alumni juga bisa menjadi sarana bagi mereka yang memiliki usaha untuk bisa mempromosikan usahanya. Bahkan tidak menutup kemungkinan lewat grup alumni ini terjalin sebuah kerja sama bisnis antara satu teman dengan teman lainnya.

Sayangnya, adakalanya grup alumni ini juga menjadi tak asyik lagi diikuti, yang berujung pada keluarnya beberapa anggota dari grup alumni. Beberapa hal yang bisa membuat grup alumni tak asyik lagi antara lain:

Terlalu banyak perdebatan 
Di zaman sekarang, kayaknya nggak seru ya kalau tidak berdebat di media sosial. Kalau di dunia media sosial perdebatan bisa berupa hal-hal berat seperti politik, maka dalam grup alumni, perdebatan ini bisa terjadi karena hal-hal sepele seperti pertanyaan yang tak ditanggapi atau malah mempermasalahkan pelayanan dari kantor salah satu teman yang dirasa kurang memuaskan. Si teman yang dikomplain sudah berusaha memberikan konfirmasi, eh teman yang komplain tetap nyolot dengan pernyataannya. Jadilanya grup memanas karena perdebatan kedua orang ini.

Terlalu banyak bercanda dan obrolan tak penting
Satu kali, pernah ada teman di grup alumni mengajukan sebuah pertanyaan yang malah dianggap bercanda oleh teman lainnya. Akibatnya, grup sempat menjadi panas karena masalah ini. Memang kadang dalam komunikasi via aplikasi chatting ini kita sulit menebak emosi yang tersimpan dalam tulisan tersebut. Tak jarang seseorang tersinggung hanya karena sebuah komentar dari teman lain yang sebenarnya bercanda. Selain itu, kita juga kadang lupa kalau teman yang berada di grup alumni bukan teman yang sama dengan yang kita temui di masa SMA atau kuliah dulu.  

Jumlah anggota laki-laki dan perempuan tidak seimbang
Jumlah anggota laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang juga bisa menjadi alasan grup alumni menjadi tak asyik lagi. Grup alumni kuliah saya, misalnya. Isinya rata-rata laki-laki. Akibatnya tentu saja pembicaraan di grup ini kebanyakan candaan laki-laki. Beberapa teman perempuan pun akhirnya memilih melipir dari grup atau malah jadi silent reader yang hanya nongol kalau ada berita penting.

Menyebar HOAX dan isu SARA
HOAX dan isu SARA juga merupakan salah satu penyebab tidak asyiknya lagi grup alumni. Di masa sekarang, kadang orang cenderung mudah menyebarkan berita tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Belum lagi kalau sudah musim pilkada, tambahlah panas grup alumni karena mungkin adanya perbedaan pilihan. Heu. Kalau sudah begini, biasanya saya memilih untuk mematikan notifikasi grup untuk sementara agar tak terganggu dengan panjangnya perdebatan di grup.

Terlepas dari beberapa hal yang membuatnya menjadi tak asyik lagi, bagi saya grup alumni tetap merupakan grup yang sebaiknya kita ikuti. Meski mungkin status hanya sebagai silent reader, setidaknya kita jadi tahu kabar terbaru dari kawan-kawan yang dulu pernah satu perjuangan dalam menempuh pendidikan.

105 Comments

  1. Saya punya group juga tapi jadi anggota yg paling ga aktif hehehe.
    Yg saya lihat temen-temen di group kaya masih pada single gitu, bercanda ketawa haha hihi gojlok-gojlokan, saya pribadi kurang suka.

    ReplyDelete
  2. Iyah, bener banget, grup WA bisa nggak asyik kalau mulai lebai, hahaha

    ReplyDelete
  3. Bisa jadi ajang CLBK juga mba, hehe.. Hati2 buat para istri atau suami kalau lihat pasangannya mulai serius, cengar-cengir sendiri, dan sibuk gak jelas kalau lagi pantengin grup alumninya. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, mbak. Ada potensi clbk juga di grup alumni ini (langsung cek hp suami)

      Delete
  4. Group alumni SMAku masih asyik meskipun kadang hanya satu kubu yang ngobrol. Yaaa itu karena saya gak setiap hari juga read chatnya, pas lagi ada topik umum saja ikut nimbrung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Grup alumni sma ku yanh ngobrol rata-rata laki-laki. Kayaknya kalau yang perempuan punya grup sendiri. Heu

      Delete
  5. Musim pilkada emang bisa jadi panas-panasan lagi tuh ka. Hehehe... Ulun kada suka jua bila grup alumni sudah menyinggung kisah asmara masa lalu padahal masing-masing sudah punya pasangan yang sah.

    ReplyDelete
  6. paling sebel kalau ada hoax nyangkut sara, trys banyak yg jualan, dan becanda yang keterlaluan, bikin bete

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mbak. Saya juga lumayan bete sama yang becandanya suka keterlaluan

      Delete
  7. saya ga punya grup alumni mbak lagi mbak, dulu punya grup sma di line, tapi berhubung saya ga pakai line ya jadi ga ada komunikasi lagi sama teman2 1 sma.

    saya dulu sekolah pindah2 jadi sekarang teman alumni saya beda kota dengan saya. hampir semu homebase mereka di aceh, sementara saya di medan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah gitu ya. Tapi pastinya ada teman sesama alumni yang masih saling kontak kan?

      Delete
  8. setuju mbak. kesini2 bahasannya makin diluar jalur hehe padahal seharusnya digunakan sesuai rencaa awal bikin wag dan hal2 positif :)

    ReplyDelete
  9. 4 hal yang disebutkan memang iya banget. Palagi kalo becandaan teman2 laki2 itu suka kelewatan. Seringnya menjadikan perempuan sbg obyek bercanda via gambar2 tak senonoh. Duh, padahal udah pada besar dan jadi bapak. Alhamdulillah, saya gak aktifkan auto download, jadi aman deh. Sama, saya juga silent reader karena suasana grup udah gak seseru awal dibentuknya. Ditambah banyak grup lain, anak lagi nangis... Duh, ya mending ngurusin anak dulu, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss, mbak. Saya di grup itu biasanya memantau aja. Heu

      Delete
  10. Yang paling akhir yang paling sensitif, menyebar share-share-an yang bisa jadi hoax.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Kadang terlalu bersemangat tapi lupa cek kebenaran info

      Delete
  11. Agree makanya kalau ga asik saya log out mbaaa

    ReplyDelete
  12. Klop! saya mengalami itu semua Mbak. Akhirnya saya pun memilih jadi silent reader, belum out sih, tp beneran udah gak asyik banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lucunya kadang biar sudah out suka diadd lagi sama teman-teman, mbak. Hihi

      Delete
  13. Kebanyakan becanda yang nggak penting sih yang bikin grup alumni jadi nggak asik. Wasting time buat dibuka aja rasanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup yup. Takutnya sih ada info penting ketutup sama becandaan ini

      Delete
  14. Grup2 yang saya ikuti udah saya senyapkan selama setahun semua. Haha

    Tapi tetap rajin menyimak, hanya saja malas berkomentar. Apalagi kalau sudah ada yng mendominasi grup, sangat nggak nyaman jadinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kadang matiin notif seminggu kalau sudah dirasa terlalu rame grupnya. Heu

      Delete
  15. Aku termasuk yg kluar dr grub alumni smu krn udh ga sepaham :p. Terlalu banyak temen2 yg suka nyebarin link hoax, bikin grub ga lg nyaman.. Makanya drpd panas dan debat ga penting, aku lbh milih kluar sih. Pikiran jd adem ga usah terlibat debat kusir :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah nggak asyik banget tuh, mbak. Aku kalau kayak gitu juga mending keluar deh

      Delete
  16. Saya jg silent reader aja, br nimbrung kalau ada berita suka atau duka

    ReplyDelete
  17. Aku ngalamin juga mba. Padahal udah silnet reader dengan tujuan biar ga bubar. Tetep aja ada beberapa orang yang bikin grup jadi ga enak. APalagi suka pada bahas yang dulu2... Duh paling males buat aku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secara teman alumni jadinya bisa ngebahas masa lalu ya, mbak. Padahal belum tentu yang dibahas itu cerita yang asyik

      Delete
  18. Aku pernah ikut grup alumni SMP, SMA, sampe grup kantor. Isinya ya itu deh Mbak, kalau nggak terlalu banyak nyebar hoax, atau malah ada sebagian sibuk becandaan yg sebagian orang malah nggak ngerti. Apalagi kalau sudah pakai bahasa daerah yg mana akunya nggak bisa bahasanya, kan jadi sebel sendiri, tang tung tang tung, tapi isinya nggak dipahami, jadi keluar deh

    ReplyDelete
  19. Saya diundang nggak saya accept hihi, malesnya ya karena poin-poin di atas mba :D lebih baik sesekali ketemu di dunia nyata banyak ngobrol ini itu haha hihi dibanding satu grup WA tapi nggak pernah nyapa.

    ReplyDelete
  20. Yang terakhir itu aku gak suka, nyebar hoax. Klo pun ada grup alumni yg aku ikutin seringnya aku baca cepat lalu clear chat 😅

    ReplyDelete
  21. Hahahaha bener banget, banyak bgt grup alumni yang lama2 malah menganggu aktifitasku, kebanyakan ngobrol2 yg ga penting, dan orangnya itu2 aja yg aktif, spam banget. hahhaha

    ursulametarosarini.blogspot.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya mending ngobrol di luar grup aja ya jadinya

      Delete
  22. saya silent rider juga Mbak..agak risih dengan candaan yang nggak pada tempatnya, juga pembicaraan yang melebar kemana-mana seperti kurang kerjaan aja ...hhhh!

    ReplyDelete
  23. Betul banget nih, kadang aku malah cuma read doang chat di grup, males juga mau balasin. Hehe

    ReplyDelete
  24. waduh.. pengalaman saya, punya grup alumni yang suka nyebar berita hoax, akhirnya males aktif... heheh. grup alumni biasanya rame pas bulan puasa doang, yaiya.. ajakan bukber dimana-dimana.. hehehe

    ReplyDelete
  25. Mbaa aku mengalami ini, grup alumni ngeselin banget. isinya candaan cowo - cowo yang ga pentng dan obrolan ga jelas. Karena terlalu mengganggu akhirnya aku left aja hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenapa ya kayaknya rata-rata di grup alumni yang ngobrol banyak cowok? Heu

      Delete
  26. Begitulah realita grup zaman now. Obrolan meluber kemana-mana

    ReplyDelete
  27. Tulisan yang menarik, sebuah realita yang terjadi di grup alumni hehehe

    ReplyDelete
  28. Sudah dua kali keluar grup alumni karena nggak nyambung sama mereka..he. Bikin grup tapi nggak ngobrol hangat sama semua kan kesannya aneh banget, ya? Mending japrian aja kalau hanya ngobrol sama satu dua orang :D

    ReplyDelete
  29. Yang tetap asyik cuma group Alumni MUNAS Bandung doang ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya kalau grupnya fokus sama hal tertentu memang lebih asyik. He

      Delete
  30. Menurut aku sih ya wajar-wajar sajalah namanya berbagai macam tipe orang di dalam grup ya Mba, terkadang kita juga harus jadi anggota grup yang bijak. Kalo udah kek di grup alumni, teman dekat atau gimana itu sebaiknya ya dihindarin deh untuk keluar grupya terkadang gak enak jugakan sama anggota yang lain malah merasa tersinggung. Meski di grupnya gak enak atau ada obrolan yang gak penting mending pilih silent rider aja deh daripada harus keluar grup, pokoknya dihindarin banget deh. Nanti kalo udah keluar grup, gimana dong silaturrahminya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Makanya aku tetap bertahan di grup alumni. He

      Delete
  31. Aku pernah leave dari grup alumnus, krn ada hal krusial yg jadi sebabnya, memang salahtunya yang mba antung tulis. Tapi ga mutus silaturahim koq, tetap berkawan. Cuma memang ulun tipenya ga bisa berbaur sama yg banyakan lakinya dari perempuanya dan dominanansinya pembicaraan lelaki,hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Left grup nggak berarti putus tali silaturahmi. Malah kurasa rata-rata lebih senang berkomunikasi di luar grup alumni. Heu

      Delete
  32. Aku jg pny grup alumni sma, cuna lebih sering jadi silent reader .. Tujuannya ya sama agar bisa saling jaga sikap .. Takut ada yang tersinggung sama seperti kata mba antung..

    ReplyDelete
  33. Aku punya beberapa grup alumni gitu. Alumni SD sampe kuliah ada. Hehe.
    Cuma yaa itu. Aku jadi silent reader kebanyakannya.Apalagi kalau banyak hal gak penting dibahas, jadi malas baca dan komen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ulun kalau sd sama smp nggak ikutan grup alumninya, kak. Hehe

      Delete
  34. Baca ini alu jadi ingat sm temanku waktu kuliah yg meninggal krn melahirkan jg.. Hiks.. Tp serius deh, it wkt melayat cm ak doang alumnus kuliah yg datang.. Yg lain pada kemana? Tulisan ini benar sekali.. Huhu

    ReplyDelete
  35. aku ada , grup alumni ga asik, mungkin ini sebab ia

    ReplyDelete
  36. Aku paling ga suka itu yg banyak obrolan ga penting, asli menuh-menuhin chat aja, bikin KZL.

    Kalau grup mbak Antung cowoknya dikit, digrup aku cowoknya banyak dam berisik, jadi para ceweknya pada diam aja dengerin mereka ngobrol dan omongan kemana-mana gaje. So, jadinya aku grup cewek bikin grup sendiri tapi yg akrab juga biar ngomongnya lebih santai. Hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mending bikin grup sendiri aja ya sama yang nyambung. Hehe

      Delete
  37. Kalo grup kami sepi sendiri.. haha.. kayak gak ada topik, paling kalo ada undangan nikah baru rame

    ReplyDelete
  38. Klo sindir2an aku jg males deh mba. Di grup ibu2 komplek :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah kayaknya kok ngeri ya dengar grup ibu-ibu komplek

      Delete
  39. Klok sdh memenuhi 3 poin yg dikau sebutin di atas mbk. Aku segera memilih untuk mematikan pemberitahuan grup. Centang waktu yg paling lama. *hahay.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya seminggu aja sih, mbak matiin notifnya. Hehe

      Delete
  40. Saya gak aktif di grup alumni, muncul kalau perlu aja. Soalnya ada mantan di situ :D

    ReplyDelete
  41. ini mah ga cuma berlaku sama grup alumni mbak, grup keluarga juga kurang lebih sama. hihihi. :P

    ReplyDelete
  42. Saya sampai left dr salah satu grup alumni karena ada anggota yang suka berdebat ttg hal tertentu.

    ReplyDelete
  43. Bbrpa minggu kemarin sy sempat left group alumni SMA, sebel siih pas lagi serius niat mau respon utk bantu Adiknya teman yg mau SC eehh saya dibully, mentang2 yg mau SC itu Adiknya Mantan, huhuhuh. Tp ditarik lagi ama Teman yg Admin disana.
    Selama ini sih jd silent reader. Notif nya pun jg di silent, sesekali aja nyahut jika emang perlu utk speak up. Atau ikut bercanda. Eehh sekalinya serius malah dibully dan itu gak nyaman banget buat saya. Kayaknya pas sayanya lg sensi jg sih waktu itu, hihihih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah memang rada keterlaluan ya becandanya, mbak. Padahal orang lagi perlu

      Delete
  44. satu lagi kalau ada yg jualan, ih, kok grup alumni jd grup jualan, kalau mau jualan mending japri orang perorang, bayangkan kalau yg jualan gak satu orang, kayak iklan saja, belum yg tanya2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya selama nggak terlalu sering promo nggak apa-apa sih, mbak. Cuma kalau keseringan ya ganggu juga. He

      Delete
  45. Grup chatting ini bagai pisau bermata dua.
    Pilihan ada pada kita.
    Grup Admin juga harus tegas tentang aturan main.

    Biasanya sering panas menjelang, pemilu, pilkada atau ada isu SARA.

    Sama kayak mbak, jika menyita waktu dan pikiran, aku memilih mojok alias silent rider di pojokan.

    Bagiku buang waktu, berdebat yang serba kopi.
    Kopikir dia yang paling benar, paling tahu, paling baik dst.

    Mending selesaikan draft artikel, gimana? ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mbak. Harus ada yang mengingatkan kalau grup obrolannya mulai panas dan melenceng

      Delete
  46. Mungkin karena saya termasuk type orang yang cukup intovert, jadi kurang suka berada di dalam group chat yang isinya terlalu banyak orang.
    Tapi ya gitu deh, suka ada kan ya orang yang masukin nomor temannya ke group chat tanpa konfirmasi terlebih dahulu 😂. Sampai akhirnya banyak sekali group alumni di hp, alumni sekolah, genk, kantor a kantor b, ibu2 komplek dan masih banyak lagi.
    Sampai bingung sendiri ini saking banyaknya 😂.

    ReplyDelete
  47. Bener banget mbk dengan apa yang mbk tuliskan, hihi
    memang di group alumni itu sering curcol2 yang gak penting. pas di ajakin ngobrol serius, eh malah apada gk ada yang respon. xixixi

    ReplyDelete
  48. Hahaha ... Aku setuju sama semua poin yang Mbak Antung bilang. Makin lama banyak grup alumni yang bergeser arah dari tujuan awal ya

    Cuman aku salut loh sama grup alumni di tempat suami. Yang SMA sama kuliah. Asik aja gitu loh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah keren kalau grup alumninya bisa tetap asyik, mbak

      Delete
  49. Beneran, keempat-empatnya bikin grup alumni tidak asyik lagi :(

    Tapi rata2 masih cukup asyik sih. Gak asyiknya kalo bercandanya terlalu banyak saja. Alhamdulillah yang SARA gak ada. Cuma hoax, masih saja ada yang nyebar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, di grup alumni saya juga masih suka ada hoax nya

      Delete
  50. Bener banget, paling sebel kalau ada anggota yang kirim video foto yang vulgar,

    ReplyDelete
  51. Iyah. Terutama obrolan nggak pentong dan yang ngobrol itu itu aja. Bukannya malas sih, risih juga nggak. Cuma berasa makin jauh aja walaupun udah berusaha dekat. Soal sudut pandang dan tingkah polah yang juga sudah berubah tiap orangnya. Itu sih yang bikin grup alumni nggak selalu menyenangkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Pola pikir pasti sudah berubah semua ya seiring perjalanan waktu.

      Delete
  52. Iya mbak, gk nyaman banget klo grub udah kebanyakan becanda. Ribut dan ngabisin memori hehe. Trus nyebar hoax jg g asik. Makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Aku kalau misalnya kebanyakan becanda kuatkan notifikasinya. He

      Delete
  53. Kalo grup alumni smk dlu smea tu malah dijadikan ajang paemer2 foto yg memperlihatkan ada aktivitas sesama alumni tp sdh ga seakur dlu lagi. Sedih kdg miris liatnya apa sih tuh tujuannya hny utk memanas2i gtu. Oknum nya ga tau diri lg sdh tau ga ditanggapi masih bertahan di grup lagian admin grup ga mau keluarkan krn mgkn menjaga agar tidak timbul masalah baru. Semoga aja ada nnt saatnya yg terbaik utk solusi ini.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post