Mengunjungi Kebun Raya Bogor dan Museum Zoologi Bogor



kebun raya bogor


Bicara tentang wisata di kota Bogor, satu-satunya yang muncul di benak saya adalah Kebun Raya Bogor yang mungkin merupakan tempat wisata ikonik kota Hujan ini. Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor sendiri merupakan area kebun seluas 87 hektar dengan 15000 koleksi pohon dan tumbuhan yang lokasinya tepat berada di samping Istana Kepresidenan. Kebun Raya Bogor sendiri sudah berdiri sejak 1817 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan saat ini Kebun Raya Bogor dikelola oleh BRIN. 

Berkunjung ke Kebun Raya Bogor sendiri sebenarnya tidak masuk dalam rencana perjalanan saya saat mengunjungi mertua di Pondok Cabe. Entah kenapa suami setiap kali saya ajak untuk ke Bogor selalu menolak dengan alasan jauh dan tidak ada yang dikunjungi. Nah rupanya pucuk di cinta ulam pun tiba. Saat berada di Pondok Cabe, ibu mertua tiba-tiba curhat tentang dirinya yang ingin melakukan ziarah ke kota Bogor. Dan pas banget di hari Senin ternyata Kebun Binatang Ragunan yang awalnya ingin kami kunjungi tutup hingga akhirnya kami memutuskan untuk berziarah ke makam salah satu habib di kota Bogor sekalian ke Kebun Raya Bogor.

Saya sendiri sebelumnya sudah pernah mengunjungi kota Bogor sekitar 10 tahun lalu saat kopdar bersama beberapa teman yang saya kenal di Multiply. Waktu itu saya dan Yaya, teman blogger yang rela kamar kosannya saya tumpangi berangkat dari Jakarta menuju kota Bogor dengan menggunakan KRL untuk bertemu dengan rekan blogger yang lain. Namun alih-alih ke Kebun Raya Bogor, setiba di Bogor, tujuan kami adalah Botani Square yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan stasiun kereta. 

Untuk perjalanan menuju Bogor kali ini sendiri, kami menyewa mobil plus supir yang direkomendasikan oleh adik ipar. Agar tidak terkena macet, kami berangkat sekitar pukul 8 pagi dari rumah mertua di Pondok Cabe. Rombongan yang ikut hari itu adalah saya sekeluarga, ibu dan bapak mertua, adik ipar dan anaknya serta seorang supir.

Sesuai dengan rencana, tujuan pertama kami adalah ziarah ke makam keramat Empang yang merupakan makam dari Habib Abdullah bin Mukhsin Al Ahtas yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Makam Keramat Empang ini terletak di dalam komplek Masjid Keramat Empang Bogor di Jalan Lolongok, RT 02 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Setelah selesai melakukan ziarah, perjalanan pun dilanjutkan menuju Kebun Raya Bogor yang lokasinya tak terlalu jauh dari lokasi makam. 

Mengunjungi Kebun Raya Bogor 



Idealnya, sebelum mengunjungi sebuah tempat wisata kita seharusnya mencari tahu terlebih dahulu tentang lokasi tersebut. Mulai dari tiket masuknya, rute perjalanan, jam berkunjung hingga pintu masuk yang efektif untuk dilalui agar kunjungan ke lokasi wisata tersebut tidak terasa sia-sia. Sayangnya semua hal yang saya tuliskan di atas tidak berlaku saat mengunjungi Kebun Raya Bogor.

Jadi, berdasarkan hasil pencarian saya, Kebun Raya Bogor yang begitu luas itu memiliki 4 pintu masuk yakni:
  1. Pintu gerbang utama yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda
  2. Pintu 2 Kebun Raya Bogor yang terletak di sebelah barat di samping Kantor Pos Bogor (pintu ini hanya dibuka pada hari Mingg)
  3. Pintu 3 Kebun raya Bogor yang letaknya di seberang Taman Perlintasan Bogor
  4. Pintu 4 Kebun Raya Bogor yang letaknya di Jalan Pajajaran di seberang kampus IPB yang merupakan pintu khusus pejalan kaki


Ternyata tidak semua pintu masuk yang ada di Kebun Raya Bogor bisa dimasuki jika kita menggunakan mobil. Khusus bagi mereka yang menggunakan mobil hanya bisa masuk ke Kebun Raya Bogor lewat pintu 3, kecuali hari Minggu. Di pintu 3 ini terdapat area khusus untuk parkir mobil karena sejak tahun 2020 mobil tidak diizinkan untuk berkeliling di Kebun Raya Bogor. Untuk tiket masuk Kebun Raya Bogor sendiri bisa dibeli secara langsung di tempata atau secara online di website tiketkebunraya.id atau aplikasi Traveloka. 

Setelah mobil terparkir di tempat yang disediakan, saya dan rombongan langsung saja berjalan menyusuri bagian timur Kebun Raya Bogor yang merupakan area untuk Lapangan Astrid dan juga Lapangan Randu serta cafe. Sepanjang perjalanan kami menyusuri jalan, kami bertemu banyak pengunjung yang duduk bersantai di Lapangan Astrid dan juga sebagian mengelilingi Kebun Raya dengan menggunakan sepeda listrik.




Berhubung hari sudah siang, tujuan kami adalah masjid yang letaknya tak jauh dari Lapangan Astrid. Setelah menunaikan salat, saya mengajak suami untuk mencoba menyewa sepeda listrik agar bisa lebih cepat menjelajahi Kebun Raya Bogor. Apalagi tujuan utama saya adalah Museum Zoologi yang ternyata letaknya ada di pintu utama Kebun Raya Bogor. Kalau saya jalan kaki ke sana kayaknya malam kami baru pulang. Hehe.

Kebun Raya Bogor memang menyediakan beberapa alat transportasi untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin mengeksplorasi berbagai spot menarik yang ada di area Kebun Raya tersebut. Selain Lapangan Astrid yang saya lewati, ada cukup banyak tempat yang seharusnya bisa dikunjungi jika waktu lebih memungkinkan seperti Taman Meksiko, Koleksi Tanaman Air, Herbarium dan tempat-tempat lainnya. Oh, ya saat saya menyambangi Kebun Raya Bogor bulan Juni lalu itu sedang ada renovasi di beberapa bangunan jadi ada bangunan yang tidak bisa dikunjungi.




Saat kami tiba di tempat penyewaan sepeda listrik sendiri, ternyata stok sepeda listriknya kosong. Biaya menyewa alat transportasi di Kebun Raya Bogor bervariasi sesuai dengan moda yang kita pilih. Untuk sepeda listrik tarifnya adalah Rp. 50.000/jam. Nah, untungnya tak lama ada pengunjung yang mengembalikan sepeda listrik. Langsunglah saya menyewa sepeda listrik tersebut. Suami sendiri akhirnya menggunakan alat transportasi antelope yang tarifnya Rp. 65.000/jam. Setelah kedua kendaraan siap, kami berempat pun langsung melesat menuju museum Zoologi yang berada di bagian depan Kebun Raya Bogor. 




Mengunjungi Museum Zoologi



Museum Zoologi merupakan museum yang berisi berbagai binatang yang diawetkan yang ada di Indonesia. Museum ini letaknya ada di bagian depan Kebun Raya Bogor tepat setelah pintu masuk utama. Karena kami masuk lewat pintu 3 Kebun Raya Bogor, maka mau tak mau harus menyewa sepeda listrik agar kaki tidak gempor untuk bisa tiba di Museum.

Perjalanan menggunakan sepeda listrik menuju Museum Zoologi sendiri memakan waktu kurang lebih 10 menit. Saya membonceng Yumna sementara suami bersama Yafiq menggunakan antelope. Karena kecepatan sepeda listrik dan antelope yang berbeda, saya sempat terpisah dari suami dalam perjalanan menuju bagian depan Kebun Raya Bogor. Saya bahkan sempat tersesat karena salah membaca peta untuk menuju museum Zoologi. 

Begitu motor listrik tiba di bagian depan museum, dengan segera saya melakukan pembelian tiket. Maklum, waktu kami tak banyak untuk bisa benar-benar mengeksplorasi replika binatang yang ada di dalam Museum Zoologi ini. Untuk masuk ke dalam Museum Zoologi, pengunjung harus membeli tiket seharga Rp. 15.000/orang. 




Di Museum Zoologi Bogor ini sendiri terdapat ratusan hewan yang diawetkan dan terbagi atas 7 kelompok. Bagian depan museum berupa lorong yang pada dinding-dindingnya terdapat aneka binatang laut yang diawetkan. Lalu ketika memasuki ruang utama, pengunjung bisa memilih apakah masuk ruangan kanan atau kiri terlebih dahulu. Selain menampilkan binatang-binatang yang diawetkan, terdapat juga ruangan khusus untuk memberikan informasi terkait sejarah berdirinya Museum Zoologi Bogor ini. 



Adapun pembagian kelompok dari binatang yang ada di Museum Zoologi Bogor ini antara lain:
  • Kelompok burung
  • Kelompok mamalia
  • Kelompok reptil amfibi
  • Kelompok serangga 
  • Kelompok ikan
  • Kelompok Krustasea 


Karena sempitnya waktu yang tersisa saya tak bisa dengan puas mengamati binatang-binatang yang ada di Museum Zoologi ini. Padahal anak-anak juga sepertinya cukup antusias mengamati setiap binatang yang ada di museum. Setelah menyelesaikan tur singkat di Museum Zoologi Bogor kami pun kembali ke tempat memarkir sepeda listrik dan kembali menemui anggota keluarga lain yang sudah menunggu di Masjid Kebun Raya Bogor. 

Jelang ashar, mobil yang kami sewa akhirnya ke luar dari area Kebun Raya Bogor. Hujan cukup lebat mengiringi perjalanan pulang kami menuju rumah mertua di Pondok Cabe. Sebelum tiba di rumah, kami putuskan untuk menyantap semangkuk bakso terlebih dahulu untuk mengisi perut yang mulai kosong.

Demikianlah sedikit kisah dan catatan kenangan saya mengunjungi kota Bogor untuk ke dua kalinya. 
Baca Juga
Reactions

Post a Comment

19 Comments

  1. wah kebun raya bogor sekarang banyak bgt perubahan.lama nggak kesini juga hehe

    ReplyDelete
  2. Jujur, haha. Saya belum sekalipun ke Kebuh Raya Bogor, cuman baca cerita dan review saja, duh semoga soon bisa langsung main kesana, aamiin.

    ReplyDelete
  3. Wah... Saya juga sudah lama nih yg kesana.. Emang deh di wisata kesana menyenangkan banget apalagi harga murah tiket... Pasti semua gembira menikmati wisata di sana

    ReplyDelete
  4. Seruuuu. Saking luasnya Kebun Raya Bogor, aku yang sudah berkali-kali mampir (karena memang anak Bogor) dari jaman sekolah rasanya nggak kelar-kelar. Jujur Mba, Lapangan Astrid aja belum sampai ke jangkauan jelajahku. Kuburan Belanda yang ada di dalamnya pun terakhir kudatangi ketika karyawisata di jaman SMP dulu (nah lho sudah lebih dari 15 tahun lalu dong yaaaa). Senang banget deh baca pengalaman seru Mba Antung main ke Kebun Raya Bogor dan Museum Zoologi.

    ReplyDelete
  5. Aku blm nih ajak anak jalan-jalan ke kebun raya bogor, kayanya seru sih nih sekalian ajak ponakan2 kalo pas mereka lagi liburan ke rumah, terakhir tuh ak ke kebun raya pas baru bgt kelar pandemi lalu

    ReplyDelete
  6. Dulu pas anak2 kecil suka banget mengunjungi kebun raya tapu pas dah gde belum sih tar kapan2 mau juga ksana lagi apalagi skrang tambah bagus nih pngen liburan ksana

    ReplyDelete
  7. Biarpun deket banget dari rumah tapi aku udah lama banget gak ke Kebun Raya Bogor nih. Kangen juga deh. Sayangnya, anak-anak udah besar dan udah males diajak jalan-jalan kayak gini. Maunya di depan laptop terus. Sedih.

    ReplyDelete
  8. Sempet kemari waktu punya satu anak dan meniatkan buat kesana lagi dengan bawa 2 todler yang lagi kepo heheh

    ReplyDelete
  9. Aku belum pernah piknik kesini ya ampun pengen banget sepedahan dan jalan-jalan seharian disini huhu

    ReplyDelete
  10. Sudah lama gak ke Kebun Raya Bogor, ada mungkin 15 tahun lebih. Museumnya keren ya mba. Saya belum kesana. Baca artikel ini jadi lebih tahu

    ReplyDelete
  11. Museum Zoologi ini pas banget untuk edukasi tentang hewan pada anaknya Mbak? Belum pernah kesitu. Btw, ada berapa museum Zoologi di Indonesia ya?

    ReplyDelete
  12. Saking luasnya Kebun Raya Bogor ya..
    Area edukasi yang luas dan surga bagi anak-anak biologi nih.. Pingin banget main ke Museum Zoologi Bogor.

    ReplyDelete
  13. Udah lama punya cita-cita berkunjung kesini dengan keluarga karena sekalian mengenal alam dan Museum, semoga bisa kesampean kesini. keliling dengan sepeda listrik

    ReplyDelete
  14. MasyaAllah, bacanya seru banget. Meskipun cuma sebentar, tapi sudah meninggalkan kesan wisata edukasi sama anak ya, Mbak. Semoga suatu saat, saya bisa ke sana juga sama keluarga

    ReplyDelete
  15. Belum pernah ke kebun raya bogor, pengen deh jadinya apalagi aku suka wisata yang menyatu dengan alam plus edukasi begini.

    ReplyDelete
  16. walau hanya punya waktu beberapa jam saja, tapi bisa lah ya melihat keadaan Kebun Raya Bogor dan juga Museum Zoologi Bogor, anak-anak juga jadi punya pengalaman dan cerita ke teman-teman dan gurunya di sekolah nih kalau mereka sudah pernah melihat binatang-binatang yang sudah diawetkan di Museum Zoologi Bogor.

    ReplyDelete
  17. Mbaak ke Bogor nya lewat rumahku tuh hehe mampiiir *telat XD

    Aku yang warga brrKTP DKI baru beberapa kali ke KRB mbaak

    ReplyDelete
  18. Aku udah 3 kali ke sini, masih ada takjub dengan kebesaran Allah lewat tumbuhan yang ada di kebun raya
    Apalagi sekarang ada perluasan waduh bisa nggak cukup sehari muter deh ya!

    ReplyDelete