Review Film Thailand Hunger


Dalam dunia restoran, mungkin kita kerap mendengar bagaimana "panasnya" dapur dari restoran-restoran yang kerap dikunjungi oleh pembeli. Panas di sini bukan cuma karena api kompor yang menyala di dapur namun juga karena omelan dan bentakan dari chef yang bertanggung jawab di dapur tersebut. Kalau dari yang saya lihat dari adegan di film atau drama Korea sih, pokoknya kalau tidak tahan banting mungkin bawaannya nangis melulu kerja di bagian dapur ini.


Ada cukup banyak film ataupun drama yang menceritakan kerasnya dunia dapur restoran ini. Sebut saja film Burnt yang dibintangi oleh Bradley Cooper dan ada juga Drama Korea Pasta yang dibintangi oleh Gong Hyo Jin dan Lee Sun Kyun. Nah, untuk kali ini saya ingin mereview film Thailand yang mengambil tema dapur dan profesi Chef yang dibintangi oleh Chutimon 'Aokbab' Chuengcharoensukying yang dikenal lewat perannya di film Bad Genius beberapa tahun lalu. Bagaimanakah kisah dari film Hunger ini? Berikut adalah review saya untuk film Thailand Hunger.

Review Film Thailand Hunger

review film hunger



Film Hunger bercerita tentang seorang wanita bernama Aoy yang memiliki sebuah impian untuk menjadi istimewa di tengah kondisi hidupnya yang masih berjuang untuk keluarganya. Aoy sendiri mulanya hanyalah seorang perempuan yang menjalankan usaha mie milik keluarganya. Sampai kemudian datanglah Tone ke restorannya dan memberikan kartu nama Hunger tempatnya bekerja. Pada Aoy ia mengatakan kalau bakat masak Aoy akan sia-sia jika terus berada di tempat itu dan akan menunggunya besok untuk tes.

Aoy mulanya tidak terlalu tertarik dengan tawaran tersebut. Namun begitu ia mencari tahu tentang Chef Paul, pemilik Hunger yang dikenal sebagai Chef yang hanya melayani orang-orang kaya akhirnya Aoy pun berani mencoba mengikuti tes tersebut. Oleh Chef Paul ia ditantang untuk memasak nasi goreng bersama kandidat lainnya. Aoy yang sehari-hari memang terbiasa bertempur dengan wajan menyajikan nasi goreng kampung yang ternyata mengalahkan nasi goreng bikinan lawannya yang seorang juru masak profesional.

Oleh Chef Paul, Aoy ditugaskan untuk memanggang daging di sebuah acara ulang tahun Jenderal. Tentunya untuk bisa memenuhi standar Chef Paul Aoy harus benar-benar berusaha keras. Semalaman ia habiskan untuk memanggang daging dengan menggunakan wajan. Tangannya dipenuhi luka bakar namun pada akhirnya ia berhasil memberikan daging dengan tingkat kematangan yang diinginkan Chef Paul.

Di hari H dirinya ditugaskan, Aoy memamerkan kemampuan memasaknya yang membuat seorang pengusaha bernama Tos kagum dan memberikan kartu namanya untuk dipertimbangkan jika ingin membuka restorannya sendiri. Aoy sendiri tentunya tidak terpikir untuk berpindah dari tim Hunger dan terus belajar dari Chef Paul meski harus memulai dari bawah lagi. 

Sayangnya setelah beberapa waktu, Aoy mulai menemukan perbedaan antara dirinya dengan Chef Paul. Hingga pada akhirnya, Aoy memutuskan keluar dari tim dan menghubungi Tos. Tos dengan sigap menerima Aoy dan menjadi sponsornya dalam membuka restoran baru. Dengan bantuan Tos, Aoy berhasil menjadi chef wanita yang mencuri perhatian dan puncaknya, ia dipertemukan kembali dengan gurunya Chef Paul di sebuah acara ulang tahun sosialita.

Tentunya hal ini merupakan hal yang tak terduga bagi Aoy. Rupanya Tos dengan sengaja mempertemukan dirinya dengan Chef Paul untuk bertanding dan saling menunjukkan kemampuan satu sama lain. Bagi Aoy sendiri, pertemuan dengan Chef Paul di acara tersebut adalah sebuah acara pembantaian dirinya di depan umum karena tentunya orang lebih memilih Chef Paul ketimbang dirinya. Bagaimanakah akhirnya persaingan dari dua chef ini dan apakah akhirnya Aoy merasa puas dengan pencapaiannya tersebut?

Kesan dan pesan moral dari film Hunger 

Bicara soal Chutimon 'Aokbab' Chuengcharoensukying, sejak melihat aktingnya di Bad Genius, jujur saya langsung jatuh cinta dengan sosoknya. Karena itulah ketika tahu film terbarunya Hunger hadir di layar OTT, saya dengan semangat menontonnya. Dari segi cerita, Hunger awalnya menawarkan sebuah kisah yang cukup menjanjikan terutama pada adegan Aoy yang belajar memasak dari Chef Paul.

Sayangnya ketegangan yang sudah dibangun di awal cerita ini tensinya jadi menurun di paruh akhir cerita. Bagi sebagian penonton, menurunnya ketegangan cerita ini membuat cerita jadi terasa lemah. Namun bagi saya pribadi hal ini tetap membuat jalan cerita film ini cukup menarik untuk diikuti hingga akhir meski mungkin tidak terlalu memuaskan saat adegan klimaksnya muncul. 

Di lain pihak, penulis skenario juga berusaha menyisipkan beberapa pesan moral seperti adanya kesenjangan antara si kaya dengan si miskin dan juga tentang integritas yang dimiliki oleh seorang chef.  Selain itu terdapat beberapa pesan moral lain yang bisa diambil dari film ini yang merupakan ilmu dari Chef Paul untuk Aoy. Beberapa pesan moral tersebut antara lain: 

Anda ingin menjadi orang biasa atau orang yang istimewa?

Ini adalah pertanyaan awal yang diucapkan Chef Paul saat Aoy mencari tahu tentang Chef tersebut. Pertanyaan ini tentunya bukan hanya ditujukan bagi profesi Chef namun juga berlaku bagi setiap orang. Apakah kita ingin menghabiskan hidup menjadi biasa saja atau menjadi seorang istimewa dengan kelebihan yang kita miliki. Tentunya untuk bisa menjadi istimewa ini bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak perjuangan dan usaha yang harus kita lakukan untuk bisa menonjol sehingga bisa disebut istimewa. 

Makanan bisa menunjukkan status sosial seseorang

Mungkin ucapan dari Chef Paul ini sudah cukup sering kita dengar. Makanan memang kadang bisa menjadi penanda dari status sosial seseorang. Semakin mahal makanan yang dikonsumsi tentunya yang bisa menikmatinya hanya mereka yang memiliki rezeki berlebih. Selain dari segi harga, salah satu alasan makanan dijadikan sebagai simbol dari status adalah dari cara kita memakannya. Makanan yang mahal disajikan dengan mewah layaknya sebuah karya seni sehingga saat memakannya pun kita dituntut untuk sopan dan penuh tata krama. 

Kebalikannya makanan bagi orang-orang kelas bawah dimakan tanpa perlu memperhatikan keindahan dan tata krama saat memakanya. Prinsip dari makanan bagi orang miskin adalah untuk menghilangkan rasa lapar sementara bagi orang kaya, makanan tak lagi sebagai penghilang lapar namun menjadi sarana rekreasi rasa di lidah mereka.  

Ketika seseorang terkenal kritik tidak akan berguna karena penggemar akan selalu mendukung

Bagian akhir dari film Hunger memberikan banyak pesan moral kepada penonton karena di sini memang terjadi percakapan singkat antara Aoy dan Chef Paul, salah satunya adalah kutipan di atas. Jadi ceritanya Aoy meminta pendapat Chef Paul tentang makanannya namun alih-alih memberikan kritik, Chef Paul malah berceramah tentang pujian dari fans untuk idolanya. 

Memang saat seseorang sudah terkenal dan memiliki banyak pendukung, orang tersebut mungkin akan dibutakan oleh pujian dari fansnya. Bahkan jika seseorang ini melakukan kesalahan atau memberikan karya dengan kualitas buruk sekalipun, fans akan tetap memujinya. Puja-puji yang diberikan fans ini pastinya akan berakibat negatif bagi seseorang karena akan membuat orang itu terlena dan tidak lagi memperbaiki kualitas dirinya.  


Menjadi istimewa artinya harus siap dengan banyak kehilangan

Wejangan lain yang diberikan Chef Paul kepada Aoy adalah tentang kehilangan yang mungkin akan dihadapi oleh orang-orang yang sukses atau berhasil menjadi istimewa. Memang kadang saat menjadi istimewa ada harga yang harus kita bayar entah itu privasi, sahabat lama hingga bahkan mungkin hati nurani karena tuntutan dari kesuksesan tersebut. Selain itu, saat seseorang sudah berada di atas, maka akan hadir ketakutan-ketakutan kapankah dirinya akan jatuh dan keinginan untuk terus mempertahankan posisi tersebut. Hal inilah yang kemudian bisa membuat seseorang berubah ketika posisinya sudah berada di atas.


Demikian review saya untuk film Thailand Hunger yang dibintangi oleh Chutimon 'Aokbab' Chuengcharoensukying. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian!


4 Comments

  1. aku juga udah nonton, sebenernya banyak cerita yang terlalu cepat dan terkesan di skip. tapi overall, ini adalah kemajuan film Thailand untuk tema makanan :) saya suka!

    ReplyDelete
  2. Overall memang bagus filmnya, tp menurutku tone itu karakter penting di film hunger, dan biasanya karakter penting itu harus punya endingnya sendiri, sayangnya di scene terakhit nasib tone masih membingungkan

    ReplyDelete
Previous Post Next Post