Suryani adalah seorang mahasiswa IT yang keberlangsungan kuliahnya bergantung dari beasiswa kampusnya. Untuk menambah portfolionya, Sur bergabung dengan teater Matahari dan bertanggung jawab mengelola website teater tersebut. Suatu hari Teater Matahari memenangkan sebuah lomba dan terpilih untuk mewakili kampus mereka berangkat ke Kyoto. Hal yang pastinya membuat para anggota teater bangga dan menguntungkan Sur. 

Untuk merayakan kemenangan ini teater Matahari mengadakan pesta di kediaman orang tua Rama, salah satu senior di teater tersebut. Sur yang diundang datang bersama Amin, temannya yang bekerja sebagai pengelola fotokopi di kampus mereka. Sayangnya dalam pesta tersebut Sur terjebak dalam permainan yang membuatnya harus menenggak minuman keras hingga membuatnya tak sadar.

Begitu terbangun, Sur ternyata sudah berada di rumah orang tuanya.Sur yang panik langsung mengambil tas menuju ke kampusnya karena hari itu adalah hari penilaian untuk beasiswa yang diajukannya. Begitu tiba di kampus, Sur dibuat terkejut ketika para penilai menunjukkan postingan instagram dirinya yang menunjukkan kalau dirinya sedang mabuk. Sur yang tak sadar dengan postingannya tersebut berusaha membela diri dan mengajukan keberatan. Sayangnya pada akhirnya Sur harus menerima kenyataan kalau beasiswanya dicabut karena dirinya dinilai berkelakuan tidak baik.

Mengetahui kalau beasiswanya dicabut, Sur pun diusir dari rumah oleh sang ayah. Saat akan mengganti pakaian yang dikenakannya saat menghadiri pesta, Sur sadar kalau kaos manset hitam yang dikenakannya terbalik. Ini menimbulkan kecurigaan tersendiri bagi Suryani. Apakah seseorang sudah membuka pakaiannya saat ia sedang tertidur?

Setelah pergi dari rumah, Sur mendatangai Amin dan numpang tinggal di tempat sahabatnya tersebut. Ia bertekad untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya di malam pesta bersama Teater Matahari. Bermodal kemampuan IT yang didapatnya di kampus, Sur berusaha menelusuri kembali apa saja yang terjadi di malam pesta Teater Matahari. Sur juga berusaha melacak rute mobil yang mengantarnya pulang dalam keadaan tak sadarkan diri. Saat menelusuri rute tersebut Sur menyadari kalau sopir mobil yang mengantarnya memerlukan waktu yang sangat lama untuk mengantarnya pulang yang membuatnya semakin curiga dirinya telah dilecehkan. 

Sayangnya saat mereka semua menonton kembali rekaman CCTV saat pesta di rumah Rama diadakan, tuduhan Sur tidak terbukti. Tak ada yang memasukkan obat tidur di minuman yang diberikan kepadanya. Bahkan video tersebut menunjukkan Sur yang melakukan selfie dalam keadaan mabuk dan mengunggahnya di instagram miliknya. Selain itu, sopir yang mengantarnya pulang juga memiliki alasan yang cukup kuat mengapa dalam perjalanan menuju rumahnya harus berhenti dalam waktu yang cukup lama. 

Tak menyerah, Sur tetap melanjutkan penyelidikannya hingga akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaan besar di kepalanya. Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Apakah Sur akhirnya mendapatkan keadilan terkait pelecehan seksual yang terjadi pada dirinya?

***

Penyalin Cahaya merupakan film yang memenangkan penghargaan Film Panjang Terbaik pada ajang penghargaan Festival Film Indonesia 2021 yang lalu. Selain itu, film ini juga memenangkan 11 kategori lainnya termasuk pemeran utama pria terbaik, pemeran pendukung pria terbaik dan juga sutradara terbaik yang menjadikan Penyalin Cahaya sebagai film dengan jumlah Piala Citra terbanyak saat ini. 

Tentunya bukan tanpa alasan film ini bisa menang begitu banyak di penghargaan film paling bergengsi di Indonesia ini. Dari segi cerita, Penyalin Cahaya menawarkan sebuah kisah pelecehan seksual yang berbalut dunia detektif yang membuat penonton penasaran akan kelanjutan cerita. Kekerasan atau pelecehan seksual yang diceritakan juga bukan berupa pemerkosaan atau tindakan kekerasan seksual lain namun pastinya juga memberikan rasa trauma yang besar bagi korban.

Film ini juga menggambarkan secara implisit tentang apa kondisi yang sebenarnya terjadi selama ini di lapangan. Mulai dari cerita tentang Medusa yang sebenarnya adalah korban pemerkosaan namun harus menerima hukuman hingga slogan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur yang merupakan kegiatan fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah. Simbolisasi ini cukup menggambarkan di mana kasus kekerasan seksual kadang ditutup tanpa akhir yang jelas dan bahkan korban yang meminta keadilan malah mendapat tekanan dari sana sini.
 
Jika ada satu hal yang kurang saya suka dari film keren ini adalah tone-nya yang agak gelap. Namun hal ini bisa dimaklumi mengingat tema yang diangkat juga merupakan tema yang sensitif sehingga tidak mungkin menggunakan warna-warna ceria. Selain itu, ironi terbesar dari film ini adalah hadirnya fakta kalau salah satu penulis skenario dari film Penyalin Cahaya ternyata merupakan pelaku kekerasan seksual. Entah apakah orang lain akan berpikiran sama dengan saya namun bukan tidak mungkin bukan ada bagian dari film ini yang merupakan cerita dari dirinya?
 
Terlepas dari ironi yang harus dihadapi oleh film Penyalin Cahaya selepas kemenangannya di berbagai festival, tentunya saya tetap memberikan jempol kepada para kru yang sudah membuat film ini dan melahirkan bintang-bintang berbakat baru yang akan meneruskan jejak perfilman Indonesia. Film Penyalin Cahaya ini bisa ditonton di Netflix ya teman-teman! 
Baca Juga