Takut Sama Opini Orang? Yuk Kenali FOPO dan Cara Mengatasinya



Ada satu cerita yang pastinya sudah cukup sering kita dengar. Seorang ayah dan anak pergi bersama menuju sebuah kota dengan membawa seekor kuda tunggangan. Awalnya sang ayah yang menaiki kuda tersebut. Orang-orang yang melihat kemudian berkata kalau sang ayah tidak kasihan dengan anaknya yang harus berjalan memegang kuda sementara ayahnya duduk dengan nyaman. 

Akhirnya kemudian mereka bertukar posisi, kali ini sang anak yang menunggang kuda. Orang yang melihat lagi-lagi berkomentar. Si anak sungguh tak tahu diri karena membiarkan ayahnya memegang tali kuda. Pada akhirnya ayah dan anak ini memutuskan berjalan saja tidak menunggung kuda mereka. Namun tetap saja ada yang berkomentar. Ayah dan anak sungguh bodoh karena ada kuda tapi tidak ditunggangi. 

Begitulah kadang memang dalam mengambil sebuah keputusan kita berpatokan pada opini atau pendapat orang akan pilihan kita. Saat pergi bersama dengan sahabat berbelanja, kita akan meminta pendapat mereka untuk baju yang cocok dipakai. Saat akan memilih perabot rumah pun juga pastinya kita bertanya dulu pada beberapa orang terkait model yang cocok untuk rumah. Pendapat dari orang-orang ini akan menjadi pertimbangan kita dalam mengambil keputusan nantinya. 

Namun tentunya ketakutan berlebihan akan pendapat orang bukanlah hal yang baik. Jika terlalu memikirkan pendapat orang bisa-bisa kita tidak bisa maju karena tidak melakukan hal yang sebenarnya kita inginkan. Maksud hati ingin berbagi tentang masakan yang dibuat eh malah nggak jadi karena dikomentari peralatannya jelek dan lain sebagainya. Atau maksud hati ingin kuliah lagi tapi nggak jadi hanya karena ada yang bilang tidak ada gunanya kuliah di usia sekarang. 

Nah, rupanya ketakutan berlebihan akan pendapat orang ini sekarang ada istilahnya yakni FOPO atau Fear of People Opinion. Munculnya trend FOPO ini sendiri bisa dibilang turut dipengaruhi oleh semakin berkembangnya dunia media sosial. Saat ini media sosial memang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Lewat media sosial kita bisa menampilkan personal branding yang ingin dibangunnya. Nah, sisi buruk dari kehadiran media sosial adalah orang dengan mudahnya memberikan pendapat hingga hujatan yang bisa mempengaruhi mental seseorang.

Untuk bisa mengatasi rasa takut akan opini orang atau FOPO ini, tentunya harus dimulai dari diri sendiri. Menurut artikel yang saya baca dari https://www.fox26houston.com/, ada beberapa pola pikir yang seharusnya kita miliki agar tidak terjebak pada FOPO ini yakni:

Meyakini bahwa hidup itu tidak sempurna

Dalam menjalani hidup, adalah sebuah hal wajar jika kita melakukan kesalahan dan tidak berhasil mencapai sesuatu. Bahkan bisa dibilang aneka kegagalan dan keputusan salah yang diambil dalam hidup adalah pelajaran bagi kita untuk bisa lebih baik lagi.

Berhenti berusaha mengontrol apa yang orang pikir tentang kita dan fokus pada diri sendiri

Kita tentunya tidak bisa mengontrol pendapat orang pada kita. Ada yang memandang baik dan juga ada yang sebaliknya. Daripada memikirkan pendapat orang lebih baik fokus pada diri sendiri dan goal yang ingin dicapai jika itu memang untuk kemajuan diri sendiri.

Bicaralah dan lindungi diri sendiri

Adalah penting bagi kita untuk memberikan batasan tentang apa yang bisa dikatakan orang pada kita sebagai bentuk harga diri. Dengan memberikan batasan ini kita menunjukkan bahwa kita menjalani hidup dengan niat dan tujuan, bukan untuk menyenangkan orang lain. Ketika kita menghargai diri sendiri, kita memberi teladan bagaimana orang lain seharusnya memperlakukan kita. Menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada diri sendiri dan orang lain merupakan tanda kematangan emosi dan integritas.

Berhenti menyenangkan orang lain

Kadang memang ada orang yang dalam hidupnya suka menyenangkan orang lain hingga melupakan keinginannya sendiri. Untuk itulah penting sekali bagi seseorang untuk bisa menjadi dirinya sendiri dan berani berkata tidak untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan hatinya. 


9 Comments

  1. Jadi ciri orang FOPO antara lain selalu berusaha menyenangkan orang lain hingga lupa akan hak diri sendiri ya . Terima kasih sharing tips nya ya..

    ReplyDelete
  2. Kalau dipikir-pikir lagi, beberapa waktu ini ada kalanya aku juga merasa FOPO sih mbak, tapi ya.. kalau aku nih karena mirip-mirip dibrainstroming sama orang yagn sama yang suka menjelek-jelekkan sebuah objek sehingga aku mau bilang suka aja udah takut duluan, takut beliau tambah menjelek-jelekkan. Cara aku ngatasin ya silent grup yg ada beliau. 😂

    ReplyDelete
  3. Kalo dengerin apa kata orang memang gak akan ada habisnya yaa Mba. Kita harus berani melawan dan gak terpengaruh ucapan orang lain. Alhamdulillah, sekarang saya mulai cuek dengan pendapat orang, lebih mikirin kenyamanan diri sendiri dan gak mau ambil pusing dengan penilaian orang tentang diri saya

    ReplyDelete
  4. FOPO ini pernh aku alami pas sekolah. citranya pengen bagus mulu pdhl yaaa bener kata mba ni klo kita kan emg bukan makhluk semprna yaa

    ReplyDelete

  5. Kalau FOPO ini karena trauma, inner child, apa gimana ya? Soalnya akud apat cerita tentang seseorang yg FOPO sampe nyusahin orang2 di sekitarnya. Yang dia tuh nyuruh org lain buat jadi FOPO juga, katanya takut digosipin, takut salah, bla-bla-bla.

    Kalau daku sih tipe yg cuek wkwkwk kagak FOPO-FOPO-an.

    ReplyDelete
  6. Ini fenomena FOPO selain berkembangnya media sosial, apakah turut juga dipengaruhi oleh kultur kita yang tidak terbiasa diskusi sehat di medsos ya? Jadi, kalau ada yang berbeda pendapat tuh suka saling serang, yang akhirnya malas kembali mengungkapkan sesuatu pendapat yang berbeda?

    Tapi kalau dalam konteks kehidupan, saya rasa sih emang sebisa mungkin kita gak perlu nurutin opini orang lain. Mendengarkan boleh, tapi keputusan tetap berada di tangan kita sendiri.

    ReplyDelete
  7. Saya hanya mendengarkan opini orang yang Saya anggap penting dan hormati. Kalau yang nyinyir ga jelas biasanya Saya cuekin. Banyak yang ngomong asal tapi ga dipikirkan dampaknya dan tidak bertanggung jawab. Jangan habiskan waktu untuk orang-orang kek gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga sama, hanya mau mendengarkan orang yang saya "tuakan" aja. Kalo ada orang yang tidak memberikan kontribusi dalam hidup saya nyinyir pada kehidupan saya, udah jelas bakalan tak cuakin dan gak saya gubris

      Delete
  8. Penting banget sih untuk kaga peduli sama komentar orang, apalagi di jaman modern sekarang, kemajuan teknologi dan medsos memudahkan utk orang asing berkomentar sesuka mereka di postingan kita. Dan kadang kala komentar mereka kagak mikir dan tidak punya hati

    Kalau saya biasa itu semua diabaikan, dan diberi batasan yang mana ada batas yg tidak boleh dilanggar, kalau dilanggar baru deh agresif hahaha

    ReplyDelete
Previous Post Next Post