Pengalaman Menjalani PCR Test di Masa Pandemi Corona


Pengalaman Menjalani PCR Test di Masa Pandemi Corona


Pengalaman Menjalani PCR Test - Beberapa bulan lalu, perusahaan tempat saya bekerja mengadakan rapid tes massal untuk seluruh karyawan. Salah satu alasan diadakannya rapid tes ini adalah karena ada beberapa anggota keluarga dari karyawan yang terkena virus Corona. Selain itu, Banjarmasin juga saat itu termasuk dalam kota dengan peningkatan pasien terbanyak di Indonesia. Karena itu wajar saja jika dilakukan rapid tes di beberapa instansi atau perusahaan. 

Rapid tes sendiri merupakan tes yang dilakukan untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang diproduksi tubuh saat melawan virus Corona. Jika hasil rapid tes dinyatakan reaktif maka mereka yang dites rapid dianjurkan untuk melakukan karantina mandiri karena diduga membawa virus Corona dalam tubuhnya. 

Untuk menghadapi rapid tes ini, saya mempersiapkan diri dengan minum vitamin beberapa hari jelang tes dilakukan. Rapid tes diadakan selama 3 hari dan saya kena giliran di hari terakhir. Sebelum petugas mengambil darah, saya ditanyai apakah mengalami batuk pilek dalam beberapa hari terakhir dan apakah di lingkungan saya ada yang didiagnosa Corona? Setelah selesai mengisi daftar pertanyaan, petugas pun mengambil sampel darah saya. 

Sore harinya, sebuah panggilan masuk ke handphone saya. Rupanya manajer saya  menelepon. Entah mengapa sebuah firasat tidak enak muncul di benak saya kala itu. Benar saja setelah mengucapkan salam dan bertanya kabar, beliau menyampaikan sebuah kabar, "Tadi hasil rapid tesnya sudah keluar. Ternyata ibu dinyatakan reaktif. Seusai prosedur yang ditetapkan, Ibu diminta melakukan karantina mandiri di rumah sampai waktu yang tidak ditetapkan."

Deg! Jantung saya berdecak cepat  begitu mengetahui hasil rapid tes yang reaktif. Padahal seingat saya saat rapid tes dilakukan saya dalam kondisi yang fit. Tidak ada bersin-bersin karena alergi, saya juga tidak kehujanan. Hanya dalam sekejap, badan yang tadinya sehat langsung berasa sakit. Duh, apakah aku terkena Corona? Tanya saya dalam hati. 
 

Keesokan harinya, saya dikirim salinan hasil tes rapid yang saya jalani. Di situ terlihat kalau hasil reaktif ditunjukkan oleh antibodi IgG. Menurut informasi yang saya dapat, hasil ini menunjukkan kalau virus sudah berada cukup lama di tubuh saya dan saya sedang dalam masa penyembuhan. Virus apakah yang bersarang di tubuh saya, saya juga tak tahu. Tapi kalau diingat-ingat, sebulan sebelumnya saya memang sempat kena batuk pilek. Mungkin virus itu yang terbaca oleh rapid tes. 




Akhirnya sesuai prosedur yang saya menjalani karantina mandiri hingga mendapat instruksi selanjutnya dari perusahaan. Selama 1 minggu masa karantina, saya mengkonsumsi banyak vitamin, buah-buahan dan madu, juga berjemur di pagi hari. Alhamdulillah selama jangka waktu tersebut tak ada tanda-tanda penyakit muncul di tubuh saya. 


Pengalaman Menjalani PCR test

 

Setelah 1 minggu karantina, kami mendapat kepastian perihal tindakan yang harus dilakukan terkait karyawan yang hasil rapid tes ya reaktif. Perusahaan akan memfasilitasi karyawan yang hasil tesnya reaktif untuk menjalani PCR Test atau yang lebih dikenal dengan sebutan Swab Test di salah satu Rumah Sakit di kota saya. Saya cukup bersyukur dengan kebijakan perusahaan ini mengingat biaya PCR Test ini tidak terbilang murah. 

Jum'at siang, karyawan yang hasil rapid tesnya reaktif berkumpul di Rumah Sakit Bhayangkara tempat PCR test akan dilakukan. Sialnya, di hari tes tersebut akan dilakukan, saya malah terkena flu. Jujur ini membuat saya khawatir jangan-jangan saya betulan terkena virus Corona. Beberapa rekan kerja saat tes akan dilakukan juga terlihat ada yang sedang batuk pilek. 

Kurang lebih 1 jam menunggu, kami pun satu persatu dipanggil. Saat giliran saya dipanggil, dokter yang akan melakukan Swab bertanya, "Sekarang kondisi hidung ya gimana?" 

"Lagi kena flu, Dok," jawab saya. 

"Hidungnya yang agak lega sebelah mana?" tanya dokter lagi. 

"Kanan," jawab saya lagi. 
 

Dokter pun mengambil alat untuk mengambil sampel di hidung saya. Alat ini berbentuk cotton bud namun lebih panjang dan digunakan untuk mengambil spesimen dari dalam hidung. Begitu alat tersebut dimasukkan, hidung saya mendadak terasa gatal sekali. Saya sampai terbatuk-batuk dibuatnya. 

Setelah mengambil sampel di hidung, selanjutnya adalah mengambil spesimen dari mulut saya. Untuk tes yang ini dokter sempat gagal mengambil sampel karena saya terlalu tegang saat alat akan dimasukkan ke mulut saya. Untungnya saat pengambilan kedua pengambilan sampel ini berhasil. 

Satu minggu setelah PCR Test dilakukan, saya pun mendapatkan hasil dari tes tersebut. Alhamdulillah hasil PCR Test saya negatif yang artinya saya tidak terkena virus Corona. Namun untuk memastikan saya bisa kembali bekerja atau tidak, masih harus menunggu hasil konsultasi dengan dokter dan ternyata, hanya selang 1 minggu setelah hasil PCR Test keluar saya sudah diperbolehkan bekerja kembali di kantor.

Di masa pandemi Corona yang belum berakhir seperti sekarang, PCR Test memang menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk mengetahui tubuh kita terkena virus Corona atau tidak. PCR test ini merupakan singkatan dari polymerase chain reaction yang digunakan untuk mendeteksi DNA virus. Dalam praktiknya, pengambilan sampel untuk PCR Test dilakukan pengambilan sampel dahak, lendir, atau cairan dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan), atau paru-paru pasien yang diduga terinfeksi virus Corona. Proses pengambilan sampel ini sendiri dilakukan dengan metode Swab. Karena itulah orang-orang lebih mengenal PCR Test dengan sebutan tes swab untuk virus Corona.
 
Untuk mengikuti PCR test ini kita bisa menghubungi Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit - Rumah Sakit yang menyediakan tes ini. Selain itu kita juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji melakukan PCR Test ini. Halodoc merupakan aplikasi yang bisa membuat kita berkonsultasi online dengan dokter terkait keluhan penyakit yang kita rasakan. 
 
Selain chat dengan dokter dengan berbagai spesialisasi, aplikasi Halodoc juga menyediakan fitur janji dengan Rumah Sakit dan beli obat yang pastinya akan sangat membantu kita yang sedang tak bisa keluar rumah karena kebijakan pemerintah. Tak hanya itu, di masa pandemi Corona seperti sekarang kita juga bisa membuat janji dengan dokter untuk melakukan Rapid test dan PCR Test yang pastinya lebih memudahkan kita. 
 
Demikian sedikit cerita saya tentang pengalaman menjalani PCR Test di masa pandemi Corona. Semoga bermanfaat buat teman semua. 

15 Comments

  1. Pasti nervous ya kak saat menanti-nantikan hasil apalagi saat melihat hasilnya reaktif. Bersyukur sekali ternyata hanya flu biasa! Fiuh~
    Tetap jaga kesehatan ya kak :)

    ReplyDelete
  2. Temen-temen di Medan juga banyak yang jadi otg setelah cek rapid mba..
    Kebanyakan memang mereka lagi berbadan sehat tanpa demam maupun flu..

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah negatif ya, Mba.

    Aku dari minggu lalu pengen banget tes swab. Nggak ada gejala, sih. Kontak sama yg positif juga nggak, karena sehari-hari di rumah aja.

    Cuma khawatir jadi OTG aja, karena suami masih kerja di luar.

    ReplyDelete
  4. Puji Tuhan negative ya Mba.
    Semoga selalu diberikan kesehatan untuk seluruh kelusrga. Jangan lupa tetap menjaga protokol kesehatan ya.

    ReplyDelete
  5. PCR ini yang hampir bisa tepat mendeteksi virus covid 19 di dalam tubuh yah mba, aq sabtu lalu baru menjalani antigen swab jadi hanya ambil dari hidup sebelah kanan saja tanpa dari mulut juga. semoga kita sehat selalu dan terhindar terkena dari wabah ini yah mba

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah ya Mba hasilnya negatif. Sekarang kalau batuk pilek saya juga jadi agak khawatir, tapi semoga virus ini bisa segera pergi ya

    ReplyDelete
  7. Waduh, aku ngebayanginnya aja takut deh. Denger cerita suami yang juga diswab, aduh ngeri. Wkwkwkwk. Alhamdulillah hasilnya negatif juga. Sehat-sehat selalu ya kita semua.

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah hasilnya negatif yah ka, semoga sehat selalu , emang harus bener bener jaga kondisi tubuh di masa pandemi ini

    ReplyDelete
  9. Semoga sehat selalu ya Mom Ayana... saya lebaran lalu yg deg2an banget, kakak dinyatakan positif Covid-19 padahal 3 hari yg lalu saya seruangan ama dia huhuuu... setelah isolasi mandiri Alhamdullillah kami sehat semua sampai sekarang

    ReplyDelete
  10. Suamiku udah pernah rapid dan pcr dari kantor. Aku belum nih. Semoga kita sehat semua ya, mbak:)

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah negatif ya Mbak. Baca ini aku jadi ikut deg degan hehe.

    ReplyDelete
  12. wah saya hingga saat ini takut kalau harus ambil sampel kayak gitu dan semoga aja aman2 semua ya

    ReplyDelete
  13. Huhuhu pasti deg deg ser juga ya kalau disuruh rapid test atau PCR. Cuman demi hasil yang lebih jelas, lebih baik dilakukan yaa.

    ReplyDelete
  14. Bayangin ya aja ngeri. Ada stik masuk ke hidung sama mulut. Cuma gatal ya mbak? Ga sakit waktu masuk hidung?

    ReplyDelete
Previous Post Next Post