Setelah menghabiskan waktu 3 hari di kota Malang dan sehari di Yogyakarta, tibalah waktunya bagi saya untuk pulang. Berbeda dengan sebelumnya di mana kami pergi bertiga dari Malang, maka untuk kepulangan ini saya hanya berdua dengan teman saya karena teman yang satu lagi menambah jatah liburannya dengan menginap di kediaman keluarganya. Ah, sungguh membuat iri. He.
Penerbangan langsung dari Yogyakarta ke Banjarmasin sendiri untuk saat ini hanya ada 2 setiap harinya. Penerbangan pertama di pukul 09.00 dan penerbangan ke dua di pukul 18.55. Dengan sedikitnya jadwal penerbangan ini membuat saya harus memilih penebangan pagi karena agak riskan bagi kami berdua untuk mengambil penerbangan malam yang jam tibanya itu pukul 21.20 dan kami hanya berdua dari bandara.
Awalnya saya sempat memberikan opsi untuk ke Surabaya terlebih dahulu agar bisa mendapat jam penerbangan yang lebih banyak dan harga tiket yang lebih murah. Jika memilih opsi ini kami harus naik kereta paling pagi terlebih dahulu untuk ke Surabaya dan langsung ke Bandara Juanda begitu kereta tiba di stasiun. Untuk penerbangannya kami bisa memilih penerbangan siang sehingga tiba di Banjarmasin sore hari. Dan setelah saya hitung, biaya tiket yang dikeluarkan baik untuk kereta dan pesawat masih lebih murah ketimbang jika naik pesawat langsung dari Yogyakarta ke Banjarmasin. Namun pada akhirnya opsi tidak jadi diambil karena memang cukup menguras energi.
Pengalaman Naik Kereta Bandara Yogyakarta
Setelah tiket pesawat pulang terpesan, maka pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara kami ke bandara Internasional Yogyakarta dari Malioboro? Dari yang saya ketahui, jarak antara stasiun kereta Yogyakarta dengan bandara YIA ini sendiri juga cukup jauh. Kalau menggunakan transportasi mobil perkiraan akan memakan waktu satu jam lebih dan artinya kami harus ke luar hotel langsung setelah salat subuh. Saya kemudian bertanya kepada Mbak Jati terkait transportasi apa yang bisa menjadi pilihan untuk ke bandara YIA ini.
"Naik kereta Bandara aja, Tung. Cepat kok cuma setengah jam. Murah lagi," begitu saran Mbak Jati.
"Pesannya di mana, Mbak?" tanya saya lagi di aplikasi chatting.
"Bisa di KAI Access atau langsung beli aja di stasiun nanti," balas Mbak Jati lagi.
Begitu menngetahui tentang hal ini, saya pun dengan segera membuka aplikasi KAI Access untuk mengecek kereta bandara. Benar saja, memang ada pilihan tiket untuk kereta bandara dengan harga Rp. 20.000,00 dan Rp, 50.000,- sementara jika kami menggunakan taksi online, setelah saya cek biayanya bisa mencapai 200 ribu rupiah dengan waktu tempuh 1 jam lebih sementara kalau naik kereta bandara malah cuma 30 menit. Tentunya saya pun tak perlu pikir panjang untuk membeli tiket kereta bandara ini. Oh, ya, selain KAI Access, tiket kereta bandara ini juga bisa dipesan lewat situs Railink dan pastinya juga pesan langsung lewat vending machine di stasiun atau bandara.
Ada 2 pilihan kereta bandara yang bisa dipilih jika kita ingin naik kereta dari stasiun Yogyakarta ke bandara YIA. Pilihan pertama adalah KA Bandara reguler dengan harga tiket rp. 20.000,- dan KA Bandara Express dengan harga Rp. 50.000,-. Perbedaan antara kedua tipe kereta ini ada pada nomor kursi di mana unutk kereta bandara express penumpang akan mendapat nomor kursi sementara jika memilih kereta bandara reguler maka penumpang tidak akan mendapat nomor kursi. Ini artinya penumpang kereta bandara reguler ini harus berlomba untuk mendapatkan tempat duduk begitu memasuki kereta.
Karena perjalanannya hanya setengah jam, saya putuskan untuk membeli tiket kereta bandara reguler saja. Kami memilih jadwal keberangkatan pukul 06.30 dan nantinya akan tiba di bandara internasional Yogyakarta pukul 07.09 yang artinya kami memiliki waktu 2 jam untuk menunggu di bandara nantinya.
Hari Minggu, usai menunaikan salat subuh saya dan kedua teman melangkahkan kaki ke luar dari Pawon Cokelat Guesthouse. Saya dan seorang teman berjalan menuju stasiun sementara teman lainnya berjalan menuju mobil tantenya yang sudah menunggu di depang gang. Kami pun berpisah setelah saling mengenalkan diri kepada tante teman saya itu dan keluarganya.
Waktu menunjukkan pukul 6 kurang 20 menit ketika kami tiba di ruang tunggu kereta bandara. Dari informasi yang saya dapat, penumpang baru bisa masuk ke dalam 30 menit sebelum jadwal kereta berangkat. Kami pun memilih bangku yang kosong untuk menunggu panggilan tersebut. Selain kami berdua ada banyak juga penumpang yang akan berangkat ke bandara dengan menggunakan kereta bandara ini.
Pukul 06.00 petugas pun mengumumkan kalau penumpang sudah bisa masuk ke ruang tunggu kereta. Sebelum masuk kami diminta menunjukkan scan barcode dari tiket kereta yang sudah dibeli sebelumnya. Begitu memasuki ruang tunggu kereta, kami kembali duduk untuk menunggu panggilan masuk ke kereta. Beberapa menit menunggu panggilan pun tiba dan kami dengan segera mengangkat kembali koper dan ransel dan langsung berjalan menuju kereta bandara.
Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, untuk kereta bandara reguler tidak ada nomor kursi pada tiketnya. Jadi kalau ingin mendapatkan bangku yang nyaman dan tidak ingin berdiri, tentunya penumpang harus segera memasuki kereta. Alhamdulillah ketika masuk ke kereta masih terdapat banyak kursi yang kosong. Kami pun memilih kursi paling belakang dan dekat pintu agar tidak repot saat akan keluar dan tidak lebih leluasa meletakkan koper dan ransel.
Tepat pukul 06.30 kereta bandara berangkat. Perjalanan menuju bandara dengan kereta ini hanya memakan waktu 30 menit dan pukul 07.00 kami pun sudah tiba di stasiun bandara. Begitu ke luar dari kereta, kami kembali harus menunjukkan scan barcode dari tiket yang sudah dibeli sebelumnya dan akhirnya memasuki wilayah bandara Internasional Yogyakarta dan langsung menuju ke pintu keberangkatan.
Itulah dia sedikit cerita dan pengalaman saya naik kereta bandara dari stasiun Yogyakarta menuju bandara Internasional Yogyakarta. Sampai jumpa di cerita perjalanan selanjutnya!
0 Comments