Pengalaman Menginap di Pantai Batakan Baru




Libur lebaran biasanya menjadi momen yang digunakan orang-orang untuk bertamasya bersama keluarga. Apalagi bagi mereka yang mudik atau pulang kampung, momen ini pastinya tidak akan dilewatkan begitu saja tanpa mengunjungi tempat-tempat yang menjadi hits di kampung halamannya. Karena itu tak heran jika saat libur lebaran tiba tempat-tempat wisata selalu ramai dikunjungi penduduk. 

Untuk lebaran tahun ini, saya dan keluarga memutuskan untuk mengisi lebaran kami dengan berwisata ke Pantai Batakan Baru yang merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi warga Banjarmasin dan sekitarnya. Pantai Batakan Baru ini berlokasi di Kabupaten Tanah Laut dengan jarak kurang lebih 125 km dari kota Banjarmasin. Jika lalu lintas tidak padat, akan memakan waktu sekitar 2-3 jam untuk bisa tiba di pantai tersebut. 

Bicara soal wisata pantai, jujur daerah saya tidak memiliki pantai yang indah seperti di Pulau Jawa, Sumatera dan pantai-pantai lain yang ada di kawasan timur Indonesia. Pantai yang kami miliki merupakan jenis pantai dengan air yang berwarna coklat, bukan hijau atau biru seperti pantai di Pulau Sumatra. Ada sih pantai yang indah tapi letaknya jauh yakni di kawasan Kotabaru dan juga di Pulau Derawan.

Mengingat jumlah pantai yang terbatas ini, maka tentunya tak heran jika di hari keberangkatan kami ke Pantai Batakan terjadi kemacetan yang cukup panjang. Di hari H perjalanan ke pantai Batakan Baru, kami berangkat pukul 11 dari kota Banjarmasin. Perjalanan dari Banjarmasin menuju kota Pleihari terbilang cukup lancar. Nah, begitu mobil memasuki sekitar 3 kilometer sebelum pantai Batakan, mulailah terlihat kemacetan. Puluhan mobil harus yang akan memasuki Pantai Batakan Baru harus bergantian dengan mobil-mobil yang keluar dari Pantai Batakan Baru. Dengan banyaknya antrian mobil ini, jadilah kami harus menunggu hampir 3 jam untuk bisa masuk ke pintu gerbang Pantai Batakan Baru. 

Pengalaman menginap di Pantai Batakan Baru



Hari sudah mulai senja ketika akhirnya mobil yang kami tumpangi berhasil masuk ke pintu gerbang Pantai Batakan Baru. Untuk masuk ke Pantai Batakan Baru, setiap pengunjung dimintai biaya tiket masuk sebesar 5000 rupiah. Saat mobil masuk ke kawasan pantai, tampak banyak sekali mobil terparkir di sepanjang pantai. Untungnya sebelum tiba di Pantai Batakan Baru ini saya sudah terlebih dahulu memesan sebuah kamar di penginapan yang letaknya juga di sepanjang pantai. Jadilah begitu mobil terparkir kami langsung berjalan menuju penginapan yang sudah saya booking tersebut.


Penginapan yang saya maksud sendiri adalah kamar-kamar kecil yang dibuat untuk memfasilitasi pengunjung pantai yang ingin menginap. Kebanyakan penginapan di Pantai Batakan merupakan warung-warung makan yang kemudian menambahkan beberapa kamar dan juga kamar mandi di bagian belakang warung mereka. Kamar ini terbilang kecil dengan fasilitas kasur spring bed dan juga kipas angin. Adapun harga penginapan di Pantai Batakan Baru ini adalah Rp. 250.000,00. Kalau kata saya sih tarif ini agak pricey tapi kapan lagi bisa merasakan sensasi menginap di Pantai Batakan dengan nyaman, kan ya? 




Selain penginapan, di bagian dalam Pantai Batakan Baru ini juga ternyata ada pasar malam yang menyediakan berbagai aneka produk jualan. Mulai dari souvenir, pakaian, jajanan hingga beberapa wahana permainan seperti komidi putar dan biang lala. Saya dan suami menyempatkan diri mengajak kedua anak kami untuk mampir ke Pasar Malam tersebut. Namanya anak-anak pasti semangat sekali ingin mencoba wahana yang ada dan setelah berdiskusi kami sepakat mengizinkan anak-anak bermain wahana komidi putar. Setelah puas melihat-lihat pasar malam, kami pun kembali ke penginapan.




Ada satu cerita menarik dari penginapan yang saya dan suami tempati malam itu. Jadi sebenarnya awalnya saya hanya memesan 1 kamar untuk menginap karena berpikiran liburan ini hanya diikuti oleh keluarga saya dan 1 keluarga paman. Namun ternyata rombongan yang ikut bertamasya ke pantai ada 3 keluarga. Tentu saja kamar yang saya pesan tidak akan cukup untuk menampung 3 keluarga. Akhirnya saya pun mencoba mencari kamar tambahan sementara salah satu paman meningap di rumah salah satu keluarga istrinya. 

Untungnya saat saya mencari kamar ini masih ada satu penginapan yang memiliki 1 kamar namun hanya menyediakan kasur busa karena sebenarnya kamarnya belum disewakan. Akhirnya dengan sedikit negosiasi saya dan suami setuju untuk menginap di kamar tersebut dengan biaya yang lebih murah dibanding harga normal. Alhamdulillah jadi kami tidak perlu tidur di tenda deh. 




Paginya, begitu terbangun dari tidur anak-anak langsung menagih untuk bermain-main di pantai. Suasana pantai Batakan Baru di pagi hari saya lihat cukup ramai karena memang banyak pengunjung yang bermalam. Anak-anak langsung bercebur ke pantai ditemani ayah mereka sementara saya memilih untuk mengawasi saja dari tepi pantai. Sebuah ban dengan harga sewa Rp. 20.000 saya pilihkan untuk menemani anak saya berenang. Selain berenang, di Pantai Batakan Baru ini pengunjung juga bisa mencoba wahana berupa motor ATP, naik kuda hingga juga banana boat yang akan membawa kita ke tengah pantai.




Bicara soal fasilitas umum, tentunya pengunjung tak perlu khawatir karena di sepanjang pantai terdapat kamar mandi dan WC umum bagi mereka yang ingin membilas tubuh setelah berenang. Tarif dari WC dan kamar mandi ini adalah Rp. 5.000,00 untuk mandi dan Rp. 2.000,00 untuk buang air kecil/besar. Urusan salat juga tak perlu khawatir karena di pantai ini terdapat musala yang juga menyediakan mukena bagi pengunjung. Selain musala dan kamar mandi, di Pantai Batakan Baru juga terdapat taman bermain kecil yang bisa digunakan anak-anak dan pastinya juga para pedagang aneka ikan asin dan suvenir pantai. 







Tak hanya bermalam di penginapan, di Pantai Batakan Baru juga terdapat area glamping yakni tenda-tenda yang sudah disediakan tempat tidur dan kipas angin yang cocok bagi keluarga yang ingin merasakan sensasi bermalam di tenda di tepian pantai. Harga dari tenda glamping ini juga setahu saya tak berbeda dengan sewa kamar yakni Rp. 250.000,00. Jadi pengunjung tinggal pilih nih mau tidur di kamar atau di tenda "mewah."  




Nah, jika ingin merasakan tidur di pantai yang sebenarnya maka pilihannya adalah menggunakan tenda camping yang didirikan tepat di pinggir pantai. Saya lihat ada cukup banyak pengunjung yang menggunakan opsi ini saat bermalam di pantai. Jadi kita hanya perlu membawa tenda dari rumah atau menyewa tenda di tempat persewaan dan tentunya jangan lupa membawa peralatan makan juga sehingga keseruan camping lebih terasa.


 


Itulah dia sedikit cerita saya tentang liburan di Pantai Batakan Baru di hari Lebaran yang lalu. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian!

2 Comments

  1. 3 jam macet anak2 gak rewel Mba? Kalo saya pasti udah meledak2 itu😌 Btw, baru tau lo sekarang Batakan begini ya. Ada glamping juga. Keren. Muat ber-4 gak Mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya ribut ae mau jalan aja jar melihat orang-orang pada jalan. dikira dekat kali jalannya padahal ya jauh jua. wkwkwk

      Delete
Previous Post Next Post